Berburu Calon Warisan di Indonesia International Book Fair 2017

www.damaraisyah.com
Wanita mana yang nggak sukadiskon? Apalagi barang-barang yang didiskon itu bisa jadi warisan dan investasijangka panjang untuk otak. Ya, benar, barang diskonan itu adalah buku. Yangsedang saya rencanakan sebagai salah satu warisan untuk DuoNaj kelak.

Saya selalu membayangkan,suatu hari nanti Najwa atau Najib membaca koleksi buku-buku Andrea Hirata milik saya.Mulai Laskar Pelangi sampai Sirkus Pohon yang baru minggu lalu saya beli. AtauHarry Potter yang selalu membuat saya berdecak kagum pada pengarangnya yangmaha imajinatif.

Buku-buku fiksi dannonfiksi inspiratif, buku-buku antologi yang mencatat nama ibunya sebagai salahsatu kontributor. Atau buku karya teman-teman saya yang bertengger baik di rak-rak toko buku ternama, atau yang memang diterbitkan secara indie. Ada novel sastra Okky Madasari, sampai buku panduan menjadi happy momala Bety Kristianto. Dan masih banyak nama lain yang terlalu panjang jika disebutkan satu-persatu di sini.
Semua itu hanyalah sebagianwarisan buku dari saya. Sedangkan dari ayahnya, jangan ditanya lagi. Mulainovel sastra milik Pram yang melegenda, novel bergenre agama karangan Cak Rusdi Mathari, buku politik yangbikin geregetan, sampai buku buku hukum yang tak terhitung jumlahnya.
Etapi kami tidak sedangmenggiring anak-anak bergelut di dunia hukum atau politik, loh. Semua itu hanyasumber bacaan, investasi leher ke atas, dan warisan yang kami harap suatu saatmengisi sudut-sudut rumah mereka. Jikalau memang salah satunya memiliki passionyang sama dengan saya atau ayahnya, of course it won’t be a problem.
www.damaraisyah.com
Di samping semua koleksi calonwarisan itu, pastinya DuoNaj memiliki koleksi mereka sendiri. Buku cerita anak,dongeng Disney yang termasyur sepanjang masa, hingga buku nonfiksi yangmenambah khasanah pengetahuan mereka tentang alam dan segala ciptaan YangMahakuasa.
Tak ketinggalan novel Totto Chanyang pada ulang tahun Najwa yang ke-5 sudah saya wariskan padanya. Dulu, sayapernah berjanji pada Najwa. Begitu kakak bisa membaca, maka novel kesayanganibuk ini akan berpindah tangan menjadi miliknya. Mungkin kata-kata sayamembuatnya terpesona atau terharu lebih tepatnya, sampai-sampai Najwa sangat menyukai bukuitu hingga sekarang.
Balik lagi masalah diskonan buku.Minggu lalu kami sekeluarga mengunjungi Indonesia International Book Fair(IIBF) di Jakarta Convention Centre. Demi alasan lebih fleksibel, kamibela-belain bermotor ria dengan lama perjalanan hampir satu setengah jam dari rumahsampai lokasi pameran.

Acara yang sudah diselenggarakansejak tanggal 6 September ini, diikuti kurang lebih 20 negara dengan diskonbuku yang ditawarkan sampai lebih dari 70%. Wow! Mana tahan kalau nggaknyambangi langsung ke TKP yang sebenarnya lumayan jauh dari rumah.

www.damaraisyah.com
Puluhan stan buku dari berbagaipenerbit dalam maupun luar negeri ada di sana. Kami yang datang bersama balitatentu saja tak mampu mengunjungi semuanya. Selain areanya penuh sesak denganpengunjung yang tak mau ketinggalan berebut buku murah berkualitas. Rombonganpelajar yang mengikuti Wisata Literasi, dan peserta aneka diskusi serta bedahbuku semakin menambah riuh suasana  pameran yang sudah seperti surga literasi.

Acara yag diselenggarakan IKAPIdan didukung sepenuhnya oleh BEKRAF ini tidak hanya memberikan peluang padapenerbit untuk menggelar lapak dan memuaskan pembelinya dengan diskonbesar-besaran. Tapi juga memberi kesempatan bagi penulis untuk bertemu denganpenggemarnya,  me-launching dan  membedah bukunya, bahkan acara talk show atausharing session nampaknya juga sangat diminati pengunjung pameran.

www.damaraisyah.com
Salah satu stan yang lumayanmencuri perhatian adalah stan milik KPK. Ya, pada kesempatan itu KPK memangberusaha mengedukasi masyarakat tentang korupsi dengan menggelar stan yangvariatif bahkan interaktif dengan pengunjung bazar. Stand KPK menyediakan anekabacaan yang mengedukasi kejujuran. Ada juga mainan edukatif, di mana sambilbermain anak-anak akan “disuapi” pendidikan moral khususnya tentang berlakujujur.
Menariknya, beberapa buku edukasitersebut ditulis oleh nama-nama yang sudah tidak asing di dunia  blogging. Misalnya Mbak Ina Inong, Bang Aswi,Nia K. Haryanto dan beberapa nama lain yang sering kita jumpai saat blog walking.
Karena tak mampu menjangka semuastan, kami pun segera menuju stan penerbit yang memang sudah menjadiincaran. Di antaranya Erlangga, Mizan, Gramedia dan Kompas, Yayasan Obor,Penerbit Buku Indie, Rabbit Hole dan Kinokuniya Book. Stand Mizan lah yangakhirnya paling sukses membobol pertahanan iman.
www.damaraisyah.com
Lelah dan lapar perut yangsemakin membuat kami “lapar mata” mau tak mau memaksa kaki untuk berjalanmenuju pintu keluar. Tak dinyana, di stage dekat pintu keluar sedangberlangsung dialog interaktif dengan nara sumber Bapak Triawan Munaf, KetuaBadan Ekonomi Kreatif, Indonesia. Sosok yang lumayan inspiratif yang akhirnyamemaksa kami singgah sebentar untuk mendengarkan pemaparan darinya, dan tentusaja mengambil foto sebagai dokumentasi.
Hampir setengah hari kamihabiskan dengan membelah jalanan Jakarta dan berdesakan di area IIBF 2017 diselenggarakan. Akhirnya, menjelang magrib kami putuskan untuk pulang. Terbayarsudah lelah dan panas dengan beberapa buku yang menjadi pilihan kamimasing-masing.  Kesenangan itu pun bertambah ketika memandangi rak buku di rumah dengan koleksi calon warisan yang jumlahnya terus meningkat.

4 thoughts on “Berburu Calon Warisan di Indonesia International Book Fair 2017”

  1. udah dijadwalin jauh hari..IIBF yo, Pak..! ho ohLha kok, dari Sabtu malam dianya demam plus meriang..Minggunya malah adem panas+ kemulan..Hadeh, mau pergi sendiri nggak enak ati…Ya sutralah, nggak rejeki..Padahal udah nyisihan uang belanja berapa hari hihihi:D

    Reply

Leave a Comment