Edutrip ke Taman Mini sepertinya nggak ada bosannya buat
kami sekeluarga. Selain area TMII yang luas dan tidak bisa dituntaskan hanya
dengan satu atau dua kali datang. Hadirnya beberapa wahana baru semakin menarik
untuk dikunjungi lagi dan lagi. Begitu pun yang saya dan keluarga alami
akhir-akhir ini. Setidaknya selama tahun 2017 saja, kami sudah 2 kali ke TMII.
Sekitar awal tahun lalu, kami sengaja datang untuk melakukan
edutrip ke Museum Air Tawar, Museum Serangga, dan Anjungan Provinsi Bali. Nah,
pada akhir bulan April yang lalu, kami berkunjung ke Taman Burung. Berhubung
anak-anak saya memang sangat suka diajak ke tempat rekreasi semacam kebun
binatang. Jadi berkunjung ke Taman Burung bukanlah hal yang membosankan, meskipun sudah beberapa kali dilakukan.
Pagi sekitar pukul 07.00, kami berangkat menuju TMII dengan
bekal satu tas ransel. Di dalamnya sudah lengkap mulai camilan, minum hingga
makan siang. Memang sudah direncanakan bahwa nanti kami akan makan di sebelah miniatur
kepulauan Indonesia. Jadi, bekal ayam bakar dan lalapan pun saya siapkan sejak
malam hari sebelum berangkat.
Sengaja berangkat agak pagi agar kami dapat mengunjungi
beberapa wahana sekaligus. Selain itu, pada saat kami berkunjung, ternyata
bertepatan dengan perayaan ultah TMII. Jadilah harapan kami untuk mendapatkan
tempat yang tidak terlalu ramai, justru malah sebaliknya, full
pengunjung.
Naik Skylift (lagi)
Sesampainya di TMII, suami langsung mengajak naik Skylift.
Sebenarnya saya dan anak-anak menolak. Karena masih pagi, kami lebih memilih
jalan kaki dulu menuju Taman Burung, yang bisa dibilang areanya masih sangat
jauh dari pintu gerbang utama. Tapi, dengan pertimbangan antrian belum padat,
suami memaksa tetap naik Skylift dulu. Ya sudahlah, akhirnya kami ho oh saja.
Daripada si ayah ngambek, bisa berabe tuh kalau ATMnya disimpen rapat, hehe …
Benar saja, loket
Skylift masih sangat sepi. Kami tak perlu mengantri bahkan untuk memilih
gerbong berwarna pink yang Najwa inginkan. Meskipun bukan kali pertama, bahkan entah
sudah berapa kali. Ternyata suami masih saja ngeri. Saat Skylift mulai meluncur ke udara, tak habis-habis dia
berdoa, wajahnya pun nampak tegang. “Oalah, Yah, Ayah. Orang Ayah aja takut,
ngapain ngajak kita-kita?” celetukan Najwa kontan saja membuat kami tertawa
kompak. Hahaha ...
Selesai tes nyali di Skylift, kami langsung berjalan kembali
ke arah Taman Burung. Meskipun masih pagi, panasnya sudah sangat menyengat.
Anak-anak pun mulai rewel minta gendong kami berdua. Sedangkan trem yang kami
harapkan bisa mengantar sampai lokasi yang diinginkan, tak juga muncul
bersama gerbong terbukanya.
Di luar perkiraan kami, ternyata wahana Sky World yang
beberapa waktu lalu Najwa pelajari melalui Majalah Bobo terletak tidak
jauh dari statsiun Skylift. Saya dan Najwa sudah pasti sangat tertarik untuk ke sana.
Tapi, kami perlu persetujuan anggota edutrip yang lain. Yaitu Mbah Uti, Ayah
dan Najib yang sepertinya sudah mulai ngantuk.
Untungnya semua mengiyakan. Maka kami pun bergegas membeli
tiket yang harganya lumayan mahal juga. Hem … Semakin penasaran apa saja
fasilitas yang ditawarkan di dalamnya. Oh ya, Sky World ini masih dalam tahap
renovasi ya, Temans. Jadi memang masih belum full fasilitasnya. Hanya saja ada
satu wahana yang benar-benar menarik untuk dikunjungi kembali. DuoNaj saja
girang nggak karuan, apalagi ibu bapaknya, hihihi …
Mampir ke Sky World.
Begitu masuk pintu yang didesain seperti pintu pesawat luar
angkasa. Kami langsung disambut dengan replica baju astronot yang bisa dipakai untuk
berfoto. Tapi kami sengaja melewatkan yang satu ini. Dan langsung saja masuk
untuk melihat apa saja yang dipamerkan di dalam.
Ada berbagai foto peninggalan sejarah masa lalu. Kondisi
alam, langit, dan kehidupan masyarakatnya, lengkap dengan penjelasan di setiap
foto. Sayangnya, untuk DuoNaj hal ini masih terlalu “berat”. Sehingga mereka
malah rewel saat dijelaskan.
Akhirnya kami pun melewatkan beberapa hal menarik. Seperti
gambaran kehidupan di Mars, mencoba teropong bintang, dan melihat berbagai
penjelasan tentang susunan planet di tata surya. Segera kami menuju ruang tempat
dipamerkannya replika roket, satelit dan baju-baju astronot.
Tak lama di ruang tempat replika roket, satelit dan pakaian
astronot. Kami pun bergegas ke area replika Indo Trek. Kami pun berfoto ala-ala
pemain Star-Trek. Sayangnya nggak bisa lama, karena sekarang giliran Najwa yang rewel pengen segera
menonton gambar 5 Dimensi. Padahal, dalam hati kami agak khawatir mereka
histeris. Karena beberapa anak sudah menangis dan minta keluar dari ruang
pertunjukan.
Seru dan Mendebarkan, DuoNaj Ketagihan ke Bioskop 5 Dimensi
Tiba giliran kami untuk masuk ke bioskop 5 dimensi. Kali ini
Mbah Uti menolak untuk ikut bersama kami. Agak khawatir goncangan dan teriakan
di dalam menyebabkan vertigonya kambuh kembali. Maka Mbah Uti lebih memilih
duduk di sebelah kolam renang anak sambil menikmati camilan dan minuman yang
kami bawa dari rumah.
Di dalam bioskop, kami segera mengatur strategi agar ketika
DuoNaj rewel lebih mudah untuk membawanya keluar. 4 Kursi paling belakang dan
dekat pintu keluarlah yang menjadi pilihannya. Maka segera setelah duduk dan mengikat diri ke
kursi, kami pun memakai kacamata 5 dimensi dan siap bertualang.
Perjalanan fantasi ala luar angkasa kali ini memang sangat
mendebarkan. Menarik, sekaligus menantang dan mengasyikkan. Beberapa kali kami
dikejutkan dengan atraksi jatuh dari pesawat, tabrakan dengan kereta, melewati
kawah panas, dan masih banyak lagi yang membuat kami berteriak dengan kompak
bersama belasan pengunjung yang lainnya. Di luar dugaan kami, ternyata DuoNaj
sangat menikmatinya, bahkan nggak mau diajak keluar.
Wahana Sky World ini lumayan lengkap juga. Selain wisata
luar angkasa yang menjadi daya tarik utamanya. Di bagian lain terdapat
simulasi luar angkasa, kiddie pool, dan beberapa arena bermain yang lain. Karena waktu yang terbatas untuk segera menuju
Taman Burung. Maka kami pun tak sempat menyambanginya satu-persatu. Jadilah
rencana ke Sky World tahap 2 sudah ada dalam agenda edutrip keluarga.
Setelah istirahat dan puas berfoto-foto di sana, kami pun
melanjutkan perjalanan menuju Taman Burung yamg sebenarnya menjadi destinasi
utama.
Makan Siang di Pinggir Danau
Berjalan menyusuri anjungan Aceh yang terletak berseberangan
dengan Sky World. Membawa kami ke danau buatan dan replika kepulauan Indonesia.
Kami pun tak mau melewatkan untuk makan siang di sana. Setelah menyewa tikar,
kami bersiap membuka ransel dan
mengeluarkan lalapan dan sambal terasi sebagai pendamping ayam bakar.
Rupanya bukan orang tua saja yang kelaparan. DuoNaj
dengan lahapnya menghabiskan dua bungkus nasi jatah mereka tanpa banyak bicara.
“Enak banget, kapan-kapan kita maem di sini lagi ya.?” Begitu kata Najwa
diikuti anggukan dari adiknya.
Bercengkrama dengan Kakak Tua

Masih lumayan jauh jarak yang harus kami tempuh menuju Taman
Burung. Dan rupanya kami memang sedang tidak berjodoh dengan trem keliling.
Jadilah kami berjalan sampai di pintu masuk taman. Segera kami membeli tiket yang ternyata sedang ada program
diskon. Beli 1 bisa dipakai untuk 2 pengunjung. Lumayan banget pokoknya.
Karena edutrip ini sudah direncanakan sejak beberapa hari
sebelumnya. Jadilah saya dan suami sudah banyak membahas burung dan segala
macamnya dengan anak-anak. Cara ini sangat efektif untuk menarik minat mereka,
dan memberikan kesan yang mendalam sebagai salah satu bentuk memasukkan materi
melalui pengalaman nyata.
DuoNaj begitu terkesan dengan Kakak Tua Jambul Kuning yang
terus-terusan menirukan suara mereka. Atau burung Merak yang sukses mematok hp
ayahnya hingga jatuh ke tanah. Belum lagi seekor Elang yang dengan sigap
melarikan diri saat hendak diajak berfoto oleh Najib. Dan masih banyak lagi
yang membuat mereka berdua terkagum-kagum dengan kehidupan yang selama ini
mereka tonton dari layar kaca. Di rumah,
kami memang lebih sering menonton Animal Planet ketimbang ratusan channel
lainnya.
Edutrip Sebagai Sarana Belajar dalam Dunia Nyata
Momen edutrip ke Taman Burung bukan hanya untuk
bersenang-senang, refreshing bagi kami orang tua. Tapi juga menjadi sarana
edukasi dalam kehidupan nyata. Di situ kami berkesempatan menjelaskan betapa
besarnya Kuasa Allah dengan segala penciptaannya.
Dari contoh burung saja, DuoNaj sudah bisa ditunjukkan
betapa Allah menciptakan segala hal dengan penuh kesempurnaan. Aneka burung
dengan berbagai warna, bentuk paruh dan kaki dan kelebihannya. Tak ubahnya
manusia dengan segala kelebihan yang seharusnya disadari dan memberikan
keistimewaan pada dirinya.
Kami juga berkesempatan menjelaskan berbagai tingkah burung
yang seolah merasa terkekang dalam sangkarnya. Bahwa seharusnya burung-burung
tersebut hidup dan terbang bebas di angkasa. Namun karena harus menjaga
keselamatannya dari pemburu. Dan untuk
kepentingan lain semisal penelitian atau pendidikan. Maka burung-burung ini
harus menderita di dalam sangkar.
Kesempatan ini kami manfaatkan untuk mengajarkan pada
anak-anak untuk mencintai,merawat dan melindungi sesama ciptaan Allah. Menyedihkan
bukan, jika ketika mereka dewasa nanti jumlahnya semakin berkurang? Anak-anak
harus dijelaskan sedini mungkin betapa pentingnya mencintai dan melindungi
sesamanya.
Setelah kelelahan mengelilingi 2 kubah raksasa, kami pun
memutuskan untuk mengakhiri edutrip kali ini. Menumpang trem yang kebetulan
lewat di depan Taman Burung, kami segera saja naik bersama beberapa pengunjung
lain untuk menuju pintu depan TMII.
Capek berat, tapi terbayar lunas dengan antusiasme dan wajah
ceria anak-anak. Kami pun pulang dan
menantikan jadwal ke TMII selanjutnya.
Oh ya, di bagian akhir ini saya tambahkan info harga tiket
masuknya ya.
-
Tiket masuk TMII Rp. 10.000,-/orang
-
Tiket Skylift Rp.40.000,-/orang (balita 3 tahun
ke atas).
-
Tiket masuk Sky World Rp.60.000,-/orang
-
Tiket masuk Taman Burung Rp.10.000,-/orang
(balita 3 tahun ke atas).
-
Tiket term Rp.10.000/orang untuk tiga kali naik
term yang berbeda (balita 3 tahun ke atas).
Nah, kalau Temans. Wahana apa yang pernah dikunjungi di
TMII? Share yuk, biar jadi rekomendasi tambahan buat DuoNaj.















































waaaahhhh seru banget mba damar, ternyata TMII ini banyak sekali tempat yang menarik ya..
ReplyDeleteaku hanya sekali ke sana nd enggak maksimal. postingan yang menarik, terima kasih sudah berbagi mba :)
Baru tau ada sky world di TMII hehe kudet aku
ReplyDeleteapan2 ke sana ah ajak anak2 TFS :D