Yuk, Cari Tahu Gaya Belajar yang Paling Efektif untuk Anak!

Gaya belajar anak seperti pintu pembuka. Setiap informasi yang masuk lewat pintu yang terbuka lebar, akan memudahkan anak memahami informasi tersebut. Pada puncak pemahaman, informasi tersebut akan masuk ke dalam memori jangka panjang dan tak terlupakan seumur hidup (Orangtuanya Manusia)

Gaya belajar anak
Pernahkah Teman-teman memerhatikan gaya belajar anak, murid, keponakan atau adiknya? Apa pendapat kalian tentang gaya belajar mereka? Serius atau cenderung santaikah?
Saya sendiri sudah sejak lama senang mengamati gaya belajar anak-anak. Pengalaman 10 tahun lalu saat harus mengajar satu kelas dengan mayoritas siswa yang memiliki kecenderungan kinestetik dan auditori. Memaksa saya yang saat itu belum memiliki pengetahuan apapun tentang macam-macam gaya belajar anak untuk mencari tahu dan mengamati dengan seksama.
Ada beberapa anak yang selalu minta diajak berkegiatan di dalam kelas. Setiap materi inginnya dilakukan dengan permainan. Bahkan di kelas pun mereka sangat jarang duduk di tempatnya. Beberapa anak yang lain sangat senang diperdengarkan cerita. Entah itu harus saya yang membacakan, atau menggunakan pemutar audio sehingga kami sama-sama mendengarkan materi.
Seingat saya, dari 15 anak di dalam kelas tersebut, hanya 3 atau 4 anak yang duduk rapi tanpa diminta. Dalam mengerjakan tugas, mereka cenderung tekun dan sangat mudah menyerap informasi yang ditulis, atau berupa simbol.

Saya akui, mengenali gaya belajar anak memang bukanlah hal yang sederhana. Selain faktor bawaan atau genetis, gaya belajar anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat si anak dibesarkan. Maka enggak perlu heran jika ada suatu masa di mana orang tua menemukan gaya belajar anak mengalami perubahan.

Oleh sebab itu para ahli biasanya menyebutkan gaya belajar seseorang dengan istilah kecenderungan. Karena bukan tidak mungkin seseorang memiliki gaya belajar yang lain, meskipun dominan untuk satu gaya belajar tertentu.

Pengertian dan Berbagai Macam gaya Belajar Anak

Pengertian gaya belajar sendiri adalah cara yang dimiliki seseorang untuk memahami dan menyerap informasi serta pengetahuan baru. Setiap orang pasti berusaha untuk menemukan caranya sendiri untuk dapat menangkap informasi dengan efektif.

Secara umum, ada 3 gaya belajar anak yang biasa dikenal dalam masyarakat. Auditori, visual dan kinestetik adalah sebutan untuk ketiga gaya belajar yang memiliki kriteria khusus dan berbeda satu dengan yang lainnya.

Teori ini mulai menarik kembali bagi saya ketika harus berhadapan dengan Najwa yang awalnya sangat kental dengan ciri-ciri anak kinestetik. Tapi semakin ke sini, saya melihat ada kecenderungan auditori pada gaya belajarnya.
Gaya belajar anak
Bagi anak dengan kecenderungan kecerdasan naturalis, belajar dari alam adalah hal yang menyenangkan.
Pergeseran Kecenderungan Gaya Belajar, Mungkinkah?
Pergeseran kecenderungan gaya belajar ini pun pernah saya konsultasikan pada gurunya. Dari hasil diskusi kami, faktor usia boleh jadi ikut memengaruhi gaya belajar Najwa (FYI: Najwa masuk SD pada usia 6,3 tahun). Pada sebagian kasus anak kinestetik yang ditemui guru Najwa, anak-anak pada usia di bawah 7 tahun memiliki kecenderungan kinestetik. Hal ini dikarenakan usia yang belum matang dan masih terpengaruh dengan gaya belajar di TK.
Seiring dengan bertambahnya usia dan proses berpikir yang semakin matang. Anak pun cenderung mencari cara yang paling nyaman baginya untuk menerima informasi dan pengetahuan baru. Ya, masuk akal, sih.
Di samping itu, lingkungan tempat anak belajar bisa jadi juga memengaruhi. Najwa yang belajar di sekolah konvensional, cenderung terkondisikan dengan kelas yang minim aktivitas. Hal ini mungkin memunculkan usahanya untuk beradaptasi dan mencari cara belajar lain yang memungkinkan dengan situasi yang harus dihadapinya.
Baca juga cara saya Menumbuhkan Empati pada Anak
Sampai di sini, saya mulai mengoreksi kembali kesimpulan awal bahwa Najwa adalah pembelajar kinestetik ataupun auditori. Perlu pengamatan yang lebih mendetil dan melakukan beberapa “pancingan” untuk melihat reaksi dan hasil yang ditunjukkan selama proses pengamatan tersebut.
Gaya belajar anak
Bagi anak dengan kecenderungan kecerdasan interpersonal, belajar dalam sebuah kelompok akan sangat efektif.
Gaya Belajar yang Dipengaruhi Kecerdasan Anak
Lalu, apakah gaya belajar anak hanya terbatas sampai 3 kategori tadi? Ternyata tidak. Menurut Howard Gardner, penemu teori Multiple Intelligences, gaya belajar seorang anak setidaknya juga dipengaruhi oleh kecenderungan kecerdasan yang dimilikinya. Misalnya, anak yang memiliki kecenderungan kecerdasan musik, maka dia akan lebih mudah belajar dengan ditemani musik atau menggunakan lagu dalam memahami sebuah konsep.
Tapi sekali lagi perlu digaris bawahi, bahwa multiple intelligences pada anak pun bersifat sangat dinamis. Tidak ada kecerdasan yang statis karena semua sangat bergantung dengan lingkungannya.  Itulah sebabnya gaya belajar anak pun juga berubah-ubah dan tidak selalu tetap pada satu gaya belajar. Oke, sepertinya sampai di sini masalah saya dengan Najwa sudah mulai mendapatkan solusi.
Gaya belajar anak
Bagi anak dengan kecenderungan musik, belajar dengan musik adalah hal yang mengasyikkan.
Cara Mengenali Gaya Belajar Anak
Selanjutnya, apa sih sebenarnya manfaat dari mengetahui gaya belajar anak? Lebih tepatnya, adakah manfaatnya? Tentu saja ada, dong. Menurut Barbara Prashning, penyerapan informasi bergantung pada cara orang mengusahakannya. Dengan memberikan instruksi kepada anak-anak kita melalui gaya belajarnya, akan terlihat suatu perubahan sikap yang cepat dan tingkat keberhasilan yang tinggi. (Orangtuanya Manusia, Munif Chatib, hal 171).
Nah, setelah mengetahui manfaatnya. Kini saatnya kita memelajari bagaimana cara mengenali gaya belajar anak. Setidaknya ada 2 cara yang bisa kita terapkan kepada anak atau anak didik kita.
Yang pertama, dengan melakukan pengamatan secara manual untuk mengetahui secara langsung kebiasaan belajar yang disukai anak. Nah, cara inilah yang saya anggap tidak mudah sehingga sulit untuk menentukan gaya belajar yang tepat. Karena seperti yang saya sebutkan di atas. Gaya belajar anak sangat dinamis, begitu juga kecenderungan kecerdasannya sama sekali tidak statis.
Yang kedua, dengan menggunakan hasil riset secara psikologis. Untuk cara yang kedua, saya mulai memelajari hasil riset yang dikembangkan oleh Munif Chatib bersama tim psikolognya. Alat tersebut kemudian dinamai Multiple Intelligence Research (MIR).  Adapun kecenderungan kecerdasan anak menurut MIR ada 8 jenis, yaitu:
  1.  Kecerdasan Linguistik
  2.  Kecerdasan Intrapersonal
  3.  Kecerdasan Naturalis
  4.  Kecerdasan Musik
  5. Kecerdasan Matematis/ Logis
  6. Kecerdasan Visual/spasial
  7. Kecerdasan Kinestetis
  8. Kecerdasan Interpersonal

Dalam infografis sederhana berikut, Teman-teman bisa melihat gaya belajar anak berdasarkan kecenderungan kecerdasannya.

Rasanya semakin jelas mengapa setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing. Maka sudah bukan zamannya lagi jika orang tua atau pendidik bersifat kaku dengan gaya belajar anak yang tidak sesuai pakem atau mitos yang dianggap benar.
Ternyata ada hal lain yang perlu diperhatikan sehingga anak bisa belajar dengan cara yang paling efektif dan mudah dalam menyerap informasi.  Jadi jangan tunda lagi untuk mengamati dan mengenali gaya belajar yang paling tepat untuk anak, murid atau keponakan dan saudara di rumah.
Selamat menjadi penyelam bagi anak-anak, ya. Have fun!

15 thoughts on “Yuk, Cari Tahu Gaya Belajar yang Paling Efektif untuk Anak!”

  1. Musa anakku kayaknya yang mana ya, gak bisa diam selalu bergerak dan susah fokus hihihi. Cocok sekolah alam dia mah, kubookmark buat belajar yaa Mbak Damar

    Reply
  2. Bermanfaat sekali, Mbak..kebetulan si sulung punya gaya belajar visual. Di sekolahnya pun dibedakan kelasnya sesuai gaya belajarnya jadi lebih memudahkan proses belajarnya..

    Reply
  3. wah anakku hobinya olahraga banget mbak. kalau ditanya apa cita2nya pasti mau jadi atlet.. hehehe.. dan itu berpengaruh sekali sama cara belajarnya yang cenderung dinamis dan harus sambil bergerak atau mendengarkan dan melihat.

    Reply
  4. Jadi inget quote: “If a child can’t learn the way we teach, maybe we shoud teach the way they learn“, Ignacio Estrada. Duhhh tantangan banget buat Ibu ya Mbaaa buat mengenali cara belajar anak. Tapi semangaaat!

    Reply
  5. Penting banget nich dipelajari, tapi saya sudah terlanjur ngikutin alur cara belajar anak saya Mbak. Kepinginnya saya ajak anak ngobrol, bahwa ini loh yang terbaik, tapi ya anak masih kelas 2 SD, masih iya dan iya. Mungkin saya dapat terapkan di anak ke dua yang saya lihat rapi-able dalam hal apapun. Tks artikelnya

    Reply
  6. Jadi inget makul psikologi pendidikan dulu pas kuliah mbak. Emang anak punya gaya belajarnya masing-masing. Dan dulu saya punya murid yang super duper ga mau diem. Ga bisa duduk anteng, sukanya ngrecokin temennya. Duh bikin usus tambah dowo. Hehehe

    Reply
  7. Ulasan yang menarik. Gaya belajar anak saya itu linguistik, suka banget baca dan mudah menghapal. Tapi kadang diselingi gaya visual juga, sih. Serunya jadi ortu ya, Mbak 🙂

    Reply
  8. Saya masih meraba-raba gaya belajar anak saya nih, Mbak. Tapi emang dinamis sih ya. kayaknya anak saya juga masih berubah-ubah. Linguistik iya, visual iya, kinestetik iya, hemmm… saya masih perlu mencari yg paling menonjol nih.Thanks for sharing, Mbak 🙂

    Reply

Leave a Comment