![]() |
| Pexel.com |
Koper atau ransel, manakah gaya traveling Teman-teman?
Kalau pertanyaan ini harus saya jawab sekitar 10 atau 15 tahun yang lalu, pastilah jawabannya ransel. Saat masih muda apalagi lajang, traveling bagi saya harus identik dengan yang simple, ringkas, penuh petualangan dan sebisa mungkin berbujet minimalis.
Tapi dengan kondisi bepergian bersama balita seperti saat ini, rasanya pilihan ini sudah tidak lagi relevan. Dari segi barang bawaan saja sudah tidak mungkin ringkas. Mau terlalu banyak petualangan juga harus berpikir ulang, karena untuk saat ini kenyamanan adalah prioritas utama saat traveling bersama keluarga, terutama dengan anak-anak.
Sebenarnya kalau mau dibilang full koper juga nggak terlalu relevan sih. Karena kami pun pernah beberapa kali melakukan traveling dengan ransel ala backpacker. Meskipun nggak bisa juga disebut backpacker murni.
Dalam dunia traveling, istilah ransel dan koper muncul bukan semata-mata karena jenis travel bag yang menjadi pilhan. Istilah ini muncul bersamaan dengan style seseorang dalam melakukan sebuah perjalanan. Termasuk di dalamnya tentang destinasi traveling, penginapan, pengalaman dan kenyamanan yang ingin dibeli seseorang selama traveling dilakukan.
Ransel
![]() |
| Traveling gaya koper sangat mengutamakan keasyikan sebuah perjalanan dengan petualangan (Pexel.com) |
Bagi orang-orang yang memilih traveling gaya ransel, kenyamanan bisa jadi dinomor duakan. Sedangkan menekan bujet dan petualangan adalah hal yang mereka prioritaskan selama melakukan perjalanan. Mereka prefer menginap di hostel ketimbang hotel demi menghemat setiap rupiah yang mereka bawa. Mereka pun tak segan mencoba makanan jalanan demi mendapatkan sensasi tersendiri dalam bersentuhan dengan kearifan lokal.
Urusan destinasi wisata pun bisa jadi juga berbeda. Orang-orang yang memilih traveling gaya ransel rela capek demi memuaskan gairah petualangan yang meluap-luap. Mereka pun tak sungkan menumpang di bak truck atau pick-up demi efisiensi dan sensasi menantang selama perjalanan.
Lalu, bagaimana dengan si gaya koper?
Koper
"Liburan itu untuk refreshing dan bersenang-senang. Lalu, kenapa harus bersusah payah?"
Begitu kira-kira yang ada di benak para traveler dengan gaya koper. Saya pun sebenarnya setuju dengan statement seperti ini. Setelah berhari-hari terjebak dalam pekerjaan yang menguras energi dan pikiran. lalu mengapa harus bersusah payah kembali saat acara berlibur tiba?
Bagi orang-orang dengan pilihan traveling gaya koper, kenyamanan adalah hal yang siap mereka beli berapapun nominalnya. Biasanya orang-orang dengan gaya ini cenderung menjadikan liburan full untuk refreshing dan bersantai.Bukan mencari tantangan baru yang cenderung terkesan melelahkan secara fisik.
Mulai pemilihan akomodasi perjalanan yang nyaman sampai penginapan dan destinasi wisata, semuanya direncanakan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan. Sekali lagi, karena liburan itu untuk memanjakan diri bukan menambah derita. Hehe.
Jadi nggak heran kalau orang-orang yang memilih gaya traveling ala koper menyiapkan bujet yang lebih longgar. Meskipun alokasi waktunya lebih singkat dibandingkan dengan mereka yang terbiasa bepergian ala ransel.
Gaya Koper Otak Ransel? Bisa!
Bagi orang-orang seperti saya yang termasuk dalam kategori nanggung, alias ransel murni nggak mungkin, full koper juga nggak ku ku di bujet. Pilihannya adalah berada di tengah-tengah antara 2 hal yang ekstrim yaitu ransel dan koper. Kenyamanan tetap diutamakan meskipun dari segi bujet tetap minimalis.
Gaya traveling seperti ini lebih sering saya terapkan terlebih setelah memiliki 2 anak, ditambah ketika kesibukan dan tekanan pekerjaan suami meningkat. Balik lagi, karena tujuan liburan untuk bersenang-senang, refreshing, beristirahat, jadi sebisa mungkin nggak terlalu ngoyo meskipun nggak terlalu eksklusif juga.
Flashpacker
![]() |
| Flashpacker adalah traveler dengan gaya suka-suka. Atau istilah kerennya "traveling ala gue" (Pexel.com) |
Dalam dunia traveling, gaya
koper dengan otak ransel pun sudah banyak yang melakukan. Gaya seperti
ini mulai dikenal dengan istilah flashpacker. Secara umum, flashpacker
adalah kaum penghobi jalan-jalan dengan posisi di tengah-tengah
backpacker (ransel) dan koper.
Orang-orang dengan
gaya traveling flashpacker lebih moderat dalam hal bujet jika dibandingkan
dengan kaum backpacker. Terlebih jika berorientasi pada kenyamanan dan
tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah perjalanan. Tapi mereka tidak
juga terlalu eksklusif layaknya pelancong. Sehingga prinsip berpetualang
dengan backpack dan mengeksplor kearifan lokal tetap tidak
ditinggalkan.
Menurut detik travel, salah satu
karakteristik yang menunjukkan perbedaan flashpacker dengan peminat
travel ransel dan koper adalah "gaya"/ flash. Di mana mereka bebas
menentukan gaya traveling yang diinginkannya, tanpa perlu terjebak aturan, gengsi, standart, status atau identitas kelompok. Atau istilahnya traveling
yang gue banget.
Sebenarnya memilih gaya traveling jenis apapun semuanya kembali pada kondisi setiap traveler. Kalau kondisi saya yang sekarang memang tidak mungkin gaya ransel karena harus bersama balita. 5 atau 10 tahun lagi bisa jadi kami baru bisa menikmatinya. Atau justru beralih ke gaya koper karena intensitas kesibukan yang semakin mengikat dan butuh beristirahat selama liburan.
![]() |
| Traveling is about finding new experience, expanding your view and enjoying life and world. (Pexel.com) |
Apapun gaya travelingnya, yang pasti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait traveling ke negeri atau kota orang. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Light traveling. Setiap melakukan traveling, apapun gaya dan travel bag pilihannya, pastikan selalu membawa barang se-efisien mungkin. Bawa perlengkapan yang sesuai dengan destinasi traveling. Misalnya ke gunung, otomatis harus bawa baju hangat dong. Masak bawa tank top?
2. Menghargai kearifan lokal. Menjadi pendatang di daerah orang lain meskipun posisi kita sebagai turis atau pelancong, tetap saja status kita adalah tamu. Maka sudah selayaknya jika seorang tamu itu sopan dan menghormati tuan rumah. Ada baiknya mencari tahu dos and don'ts ketika merencanakan traveling ke daerah lain. Sehingga prinsip "Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung" tetap relevan.
3. Jadilah traveller yang bertanggung jawab. Ikut menjaga apa yang menjadi daya tarik dari tempat yang dikunjungi, jangan malah berkontribusi merusak.
4. Berbagi pengalaman. Bagikan pengalaman traveling kalian kepada orang-orang. Caranya tentu saja dengan menulis atau mengunggah gambar. Tulis dengan informatif sehingga mudah dipahami. Kalau ada yang kurang pas atau kritikan, sampaikan dengan cara yang elegan. Siapa tahu tulisan kalian bisa mendukung promosi destinasi wisata lokal. Atau menginspirasi orang-orang untuk melakukan perjalanan. Kalaupun ada kritik barangkali saja mendapatkan perhatian dari pengelola.
But, anyway. Apapun Gaya traveling yang jadi pilihan kita. Pastikan tujuannya untuk melihat dunia luar, finding new experience, enjoying life and world, expanding your view.
Have fun with your journey!









































Mau koper atau ransel, yang penting liburan yess. Karena esensi liburan adalah bersenang-senang 😁
ReplyDeleteoh ada istilahnya ya flashpacker, sepertinya aku termasuk golongan itu :) klo backpacker, berasa kasian aja ke anak ya biarpun keliatan keren ... apapun pilihannya yg penting travelling bikin happy dan bisa nge-recharge tubuh ya mbak
ReplyDeleteAku pilih gaya koper, cocoklah buat emak-emak kayak aku :D
ReplyDeleteSetujuuu...! Mau koper atau ransel yang penting dapat pengalaman baru yang meluaskan pandanganmu!
ReplyDeleteWuuish ... perlu dicoba tuh TRAVELING GAYA KOPER OTAK RANSELnya
ReplyDeleteaku lebih suka travelling pake ransel selain bawanya gampang enak juga kalo mau dibawa kemana-mana :D
ReplyDeleteapalagi kalo travelling pake angkutan umum, kayaknya lebih simple emang kalo cuma bawa ransel hehe
tapi kalo liburannya pake kendaraan pribadi sih koper bolehlaah dibawaa :D
Gak peduli koper atau ransel diajakin liburan aja sy udah girang banget haha :D tapi makasih banyak mbak ulasannya. Tipsnya singkat padat jelas, sukaaaaak pokoknya sm tulisan ini hehe :)
ReplyDeleteNah ini.. saya suka nih mba bagian menjaga dan menghormati kearifan lokal. Memang bagian itu yang perlu dilakukan. Mau ransel atau koper yg penting fun ya.. :-)
ReplyDeleteBerhubung gak punya ransel pakenya tas jinjing hahaa ketahuan gaya turia bukan gaya traveller asli yaa akuu mah. 😂
ReplyDeleteMenghargai kearifan lokal itu penting banget yaa Mbak Damar, jangan sampai petantang petentengan di tanah orang. Keren euuy 😘
Baru tahu istilah traveling gaya koper atau ransel. Xixixi.. Kudet aku yu mbak
ReplyDeleteKarena traveling lebih banyak sendiri, saya pun memilih ransel saja.
ReplyDeleteBetul juga, dulu waktu belum menikah, pasti memilih gaya ransel. Selain praktis, juga bisa lebih murah. Tapi kalau sudah berkeluarga, mau gak mau harus memakai gaya koper. Dan setuju bangeet, ternyata bisa ya...traveling gaya koper dengan cara ransel he he he
ReplyDeleteBiasanya kalo cuma sebentar 1-2 hari ngetrip pake ransel atau koper yang muat di bagasi. Fleksibel asal nyaman aja selama jalan-jalan :)
ReplyDeleteCheers,
Dee - heydeerahma.com
saya lebih suka pakai ransel, gak ribet. Jadi saya dan suami masing-masing bawa 1 ransel, enak bisa gendong anak sambil bawa tas di punggung, wkwkwkw
ReplyDelete