Pulang
kampung masih menjadi salah satu tradisi menyambut lebaran bagi keluarga kecil
kami. Meskipun secara berkala kami berkunjung ke rumah orang tua. Atau
sebaliknya, bapak, ibu atau mama akan segera datang ke Jakarta setiap ada
kelonggaran waktu dan rezeki tentunya. Tapi, tradisi melewati malam takbir
bersama keluarga besar seolah masih sulit untuk kami tinggalkan.
Bersyukur hingga menginjak tahun kelima bergelar perantau ibukota kami
masih mendapatkan kesempatan berduyun-duyun bersama pemudik lainnya. Meskipun
tak selalu mulus diperjalanannya, tapi kami selalu melewati malam takbir di kampung halaman.
Tahun
inipun tentu saja kami tak akan melewatkan kesempatan serupa. Bahkan, jauh-jauh
hari sebelumnya kami telah mengantongi tiket mudik menggunakan kereta untuk
empat orang. Tak tanggung-tanggung, sejak akhir Maret 2017 kami ikut menjadi
salah satu pemburu tiket lebaran. Hal ini juga merupakan salah satu tradisi
baru bagi para pemudik seperti kami. Sejak prosedur pembelian tiket dan
peraturan PT.KAI dirombak total. Membeli tiket kereta saat lebaran harus
dilakukan penuh perencanaan. Baik dari segi financial maupun jadwal
keberangkatan.
Sampai
hari ini, mudik menggunakan kereta api masih menjadi pilihan bagi kami
sekeluarga. Selain faktor kenyamanan, ketepatan waktu menjadi alasan utama di
antara beberapa alasan lainnya. Pernah kami mencoba mudik dengan menyewa mobil
seorang teman. Alhasil 2x24 jam harus kami habiskan di jalanan Jakarta –
Magetan. Itu baru perjalanan ke kampung. Pas balik ke Jakarta, kami masih harus
menghabiskan 36 jam menyusuri panasnya jalanan beraspal.
Lelah
sangat dan anak-anak rewel selama perjalanan. Waktu di kampung pun menjadi
sangat pendek karena habis untuk perjalanan. Ya, mungkin karena kami belum
terbiasa saja melakukan perjalanan jauh dengan kendaraan pribadi. Tapi
kenyataannya menggunakan kereta api masih jauh lebih nyaman. Setidaknya untuk
keluarga kami.
Lalu,
mengapa tak memilih pesawat yang pastinya bisa lebih cepat? Kampung halaman
kami, Magetan, terletak di sebelah timur kota Solo. Dapat ditempuh selama 3 jam
dengan menggunakan kendaraan pribadi dari Solo. Atau 5 hingga 6 jam jika dari
Yogyakarta. Durasi waktu yang sama dibutuhkan jika memilih penerbangan Jakarta-Surabaya.
Jika
berniat mudik dengan pesawat, itu artinya kami harus memilih rute penerbangan
Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Solo, atau Jakarta-Surabaya. Kota terdekat dengan
Magetan yang memiliki fasilitas bandara untuk penerbangan komersial. Kemudian
baru melanjutkan ke Magetan dengan kendaraan darat. Lain halnya jika memilih kereta. Karena
lokasi salah satu stasiun terbesar di negara kita ada di Madiun, hanya
bersebelahan dengan Magetan kampung halaman kami. Maka hanya butuh satu jam untuk menyambung perjalanan dari stasiun ke rumah.
Itu
sebabnya, baik dari segi waktu, biaya dan kenyamanan kami jelas memilih kereta
sebagai alat transportasi mudik. Terlebih kami membawa balita yang masih butuh
banyak ruang gerak. Kereta yang kami pilih pun biasanya kereta malam. Begitu masuk gerbong kereta, anak-anak akan main sebentar, tidur, kemudian pas bangun sudah sampai Stasiun Madiun. Perjalanan jadi terasa lebih singkat.
DuoNaj
memang sudah terbiasa diajak bepergian dengan alat transportasi umum. Tapi
tetap saja, faktor kenyamanan selalu menjadi prioritas bagi mereka. Di samping
pemilihan jenis transportasi yang akan digunakan, saya selalu mempersiapkan
beberapa hal yang mendukung kenyamanan mereka. Beberapa di antaranya ada di bawah ini.
1.
Mainan dan buku bacaan jangan sampai tertinggal
Meskipun
biasanya kami melewatkan perjalanan malam hari dengan kereta, seperti yang saya sebutkan di atas. Tapi tetap saja
anak-anak tidak langsung tidur. Mereka akan bermain dulu sampai 1atau 2 jam
setelah kereta mulai melaju.
Untuk
itu, mainan dan buku bacaan jangan sampai tertinggal. Karena kesengajaan
meninggalkan dua hal ini hanya akan menambah kepanikan selama perjalanan. Tak
ada pengalihan yang bisa membuat mereka nyaman berlama-lama di tempat duduknya.
Teman-teman
yang memiliki balita juta pasti pernah mengalaminya. Untuk itu barang
kesayangan anak jangan sampai tertinggal saat melakukan perjalanan jarak jauh.
Terlebih jika menggunakan transportasi umum.
2.
Makanan kecil dan minuman
Sejak
diberlakukannya larangan bagi PKL untuk berjualan di atas kereta api. Secara
otomatis urusan perut penumpang menjadi tanggung jawab pribadi, atau bisa juga
ke restorasi jika uang saku berlebih. Masalahnya, jika teman-teman bepergian
dengan balita yang hobi ngemilnya nggak ketulungan. Bisa membengkak budget
perjalanan kalau bolak-balik jajan ke restorasi yang makanannya dihargai beberapa persen lebih mahal dari harga jual di luar.
Membawa
camilan kasukaan anak tidak hanya menimbulkan rasa nyaman tanpa khawatir mereka lapar, tapi juga pengalihan yang menyenangkan saat bosan mulai
melanda. Apalagi buat ibunya yang punya hobi mengunyah. saya kali yak, hihi …
3.
Menyiapkan emergency bag
Satu
tas kecil berisi perlengkapan pribadi anak, obat-obatan hingga baju ganti wajib
disiapkan di dekat tempat duduk di kereta. Cara ini memudahkan Temans saat
membutuhkan sesuatu yang diperlukan secara mendadak, tanpa perlu membongkar
koper atau tas baju besar.
4. Nikmati perjalanan dengan aktivitas yang
menyenangkan
Bercerita,
membaca buku atau bernyanyi bersama anak bisa jadi pengisi waktu yang tepat.
Anak-anak selalu suka dengan aktivitas semacam itu. Terlebih jika Temans mau
sedikit berimprovisasi dengan lelucon yang menyegarkan. Anak-anak tidak hanya
gembira, mereka bahkan lupa sedang berada dalam perjalanan yang lumayan lama.
Saya
rasa keempat tips di atas bisa juga teman-teman aplikasikan saat bepergian
dengan kendaraan pribadi ataupun pesawat. Tapi untuk kalian yang lebih nyaman
dengan kendaraan umum. Tips terakhir terkait dengan akomodasi pulang-pergi
benar-benar harus dipersiapkan.
Untungnya
sekarang semakin banyak tempat penjualan tiket yang bisa diakses secara online.
Sebelumnya, saya selalu mengakses web PT. KAI untuk membeli tiket tujuan
manapun. Sekarang, setelah beberapa kali mencoba aplikasi di pegipegi, saya
merasa puas dan mulai beralih ke sana.
Selain
lebih mudah diakses, ketersediaan bangkunya pun lebih aman. Proses pengisian
formulir lebih mudah, respon kilat dan banyak sekali promo yang ditawarkan. Di
samping itu, customer service dari pihak Pegipegi sangat cepat merespon pelanggannya.
Pernah
suatu ketika saya membayar transaksi dari rekening suami tapi menggunakan mesin
ATM Bersama. Pihak Pegipegi langsung menghubungi saya untuk mengonfirmasi
ke saya, karena transaksi dianggap janggal. Hanya dalam jarak beberapa menit setelah transfer, customer
service langsung menghubungi saya. Dan satu menit kemudian e-Ticket sudah
dikirm ke email saya. Jika teman-teman ingin mencoba pengalaman reservasi tiket mudah dan cepat seperti saya, langsung aja ke www.pegipegi.com. Siapa tahu pas dapat promonya juga.
Saya
merasa sangat terbantu dengan aplikasi seperti ini. Bepergian ke manapun jadi
lebih mudah untuk menyiapkan akomodasinya. Dan yang lebih penting, mudik
lebaran tahun ini insya Allah aman dan bebas dari macet yang lumayan
melelahkan. Ah ... Rasanya saya sudah mulai menghitung hari hingga tanggal keberangkatan teman-teman mudik juga kan? Kapan berangkat?








































Saya belum pernah beli tiket di pegipegi. Biasanya di minimarket aja, haha... Ntar kalau mau ngayap keretaan lagi bisa dicoba.
ReplyDelete