Usai
sudah Ramadan dan berganti Syawal. Siapapun pasti setuju bahwa Hari Raya selalu
identik dengan makanan enak dan berlimpah. Ya kan? Tak hanya di meja makan
teman-teman, di rumah saya pun beraneka jenis makanan terhidang lengkap dengan
segala uba rampe-nya.
Kalau
opor, sudah pasti lontong dan sayur lodeh menjadi pendampingnya. Sedangkan
rendang selalu nikmat dengan sambal goreng ati kentang juga kerupuk udangnya.
Jangan
ditanya betapa nikmatnya. Kalau nggak inget timbangan yang gampang banget geser
ke kanan, pasti semuanya saya lahap sampai nambah-nambah, hahaha*BukNajRakus.
Dasar sayanya emang doyan banget makan.
Untungnya
lebaran kali ini saya lebih bisa mengontrol diri. Paling nggak kalaupun berat
badan harus naik (lagi), ya minimal seukuran sebelum puasa. Jangan malah nambah
beberapa angka sebagai bonusnya. Bisa kesenengan BukNaj karena harus belanja
baju yang jadi nggak muat semua, hehehe.
Memang
dari awal Ramadan tahun ini saya sudah berniat untuk memperbaiki pola makan.
Sengaja memanfaatkan momen puasa untuk mengatur jumlah dan membatasi asupan
yang masuk ke dalam tubuh. And honestly, saya benar-benar
merasakan efeknya yang lumayan signifikan pada tubuh saya.
Selain
terasa ringan dan tidak mudah ngantuk, saya pun jadi jarang menderita sakit
kepala seperti sebelumnya. Hal ini bisa jadi karena toksin dalam tubuh terkuras
habis selama proses detoksifikasi alami terjadi.
Sedangkan
soal penurunan berat badan memang masih jauh dari yang saya harapkan. Karena
target saya turun 5 angka, tapi ternyata hanya mencapai 4 kg saja. Ya sudahlah,
sepertinya memang sudah takdir body-nya BukNaj ini curvy dan uyelable,
hehehe. Biarlah yang tinggi langsing itu menjadi milik Pak Bas dan DuoNaj saja,
hahaha.
Terlepas
dari target penurunan berat badan yang masih jauh dari harapan. Sampai hari
ini, saya masih merasakan manfaat pola makan selama Ramadan pada tubuh saya.
Selain beberapa manfaat yang sudah disebutkan di bagian atas, saya pun merasa
lebih fit dan bergairah. Eciyeh, bergairah bo'. Maksudnya lebih
bersemangat gitu. Mood saya pun lebih baik dan nggak gampang marah-marah
sehingga ngaruh banget ke aura diri.
Padahal
nih, selama bulan Ramadan pola makan yang saya terapkan sederhana saja. Nggak
neko-neko apalagi menambahkan bahan khusus sebagai booster vitamin dan energi.
Tapi intinya rutin melakukan 5 hal yang sampai hari ini masih terus saya
lakukan. Nah, di sini akan saya jembrengin satu persatu, ya. Selain itu,
teman-teman bisa cari tahu juga Manfaat Puasa bagi Kesehatan yang lebih mendetil
lagi dalam postingan ini.
5 Pola Makan saat Ramadan yang Patut Dipertahankan!
Pertama, makan tepat waktu pada jadwal yang sama. Selama
bulan Ramadan kita hanya makan saat berbuka dan waktu sahur tiba. Rutin, setiap
hari selama 29 hari pada waktu yang sama. Percaya atau tidak kebiasaan ini
sangat baik untuk pencernaan kita, seolah mereka mendapatkan jadwal yang tetap
kapan harus libur dan bekerja.
Dengan
jadwal makan yang teratur seperti ini, kerja usus pun menjadi lebih ringan,
tidak terforsir dengan jam bekerja yang biasanya sembarangan. Ibaratnya, usus
kita ini sudah terlalu sering overtime, jadi memang sudah saatnya diberikan cuti
berkala.
Dengan
kondisi pencernaan yang baik dan tidak terforsir, maka tidak heran dong,
kondisi tubuh pun lebih segar dan bergairah.
Kedua, membatasi asupan gula dan cairan berwarna lainnya.
Meskipun ada anjuran untuk berbuka dengan yang manis, bukan berarti harus
terus-terusan mengonsumsi yang manis-manis lho. Apalagi jika rasa manisnya
berasal dari gula.
Selama
Ramadan saya menyiasati kebutuhan rasa manis dari buah dan kurma. Keduanya
memiliki kandungan rasa manis alami yang tidak menyebabkan kerja berat pada
pencernaan kita. Selain itu saya pun membatasi konsumsi cairan berwarna dalam
minuman. Kalau pun pengin, kopi atau teh pilih salah satu saja, itu pun nggak
harus setiap hari.
Baca
juga: Metime dengan Minuman Sehat Me-Time
Ketiga,
mengunyah pelan-pelan. Selain meringankan kerja usus
karena makanan yang masuk sudah lembut dan terkunyah sempurna. Kebiasaan
mengunyah makanan secara perlahan juga mengurangi nafsu makan yang berlebihan.
Di samping itu sensasi kenyang pada perut juga lebih lama, dan makan pun terasa
lebih nikmat karena tidak tergesa-gesa.
Keempat,
memenuhi kebutuhan protein harian.
Perlu diingat bahwa protein tidak harus berasal dari daging atau ayam, ya.
Kacang-kacangan termasuk dalam salah satu sumber protein baik untuk tubuh
kita.
Untuk
itu saya rutin mengonsumsi segenggam granola sebagai pengganti camilan.
Sedangkan utnuk asupan protein yang lain, saya cenderung membatasi protein
hewani tapi tetap rutin mengonsumsi protein nabati.
Kecukupan
jumlah protein harian sangat mensupport energi untuk otak. Sehingga kita
nggak perlu khawatir jadi "lemot" karena asupan yang terbatas selama
puasa.
Baca
juga: Ngemil Enak dan Sehat dengan Mola Granola
Kelima
atau yang terakhir adalah mengatur konsumsi air putih hingga memenuhi angka
minimal yaitu 8 gelas perhari.
Seperti yang kita tahu, waktu makan yang terbatas saat ramadan sering kali
membuat kita abai dengan konsumsi air putih. Biasanya karena merasa kurang
waktu untuk memenuhi kebutuhan air harian.
Oleh
karena itu, penting untuk membagi jatah 8 gelas pada waktu-waktu tertentu.
Sehingga tidak mengonsumsi secara berlebih dalam satu waktu, atau malah kurang
karena nggak sempat.
Kalau
saya biasanya seperti ini
1
gelas saat berbuka
1
gelas sebelum salat Magrib
1
gelas sebelum makan malam atau setelah salat Magrib
1
gelas sesudah makan malam
2
gelas setelah tarawih
1
gelas sebelum makan sahur
1
gelas setelah makan sahur
Total
8 gelas tapi terkadang masih bertambah hingga 2 gelas lagi. Jadi sesuaikan saja
dengan kondisi pencernaan masing-masing. Yang penting cukup dan jangan sampai
malah begah karena terlalu banyak konsumsi air putih dalam satu waktu.
So
simple, kan? Dan yang terpenting lagi
sangat applicable, murah dan nggak neko-neko. Jadi, kata siapa hidup
sehat itu selalu ribet dan mahal? menurut saya sih, yang lebih penting adalah
komitmen untuk menjadikannya kebiasaan. Salah satunya seperti melakukannya
rutin seperti halnya yang kita lakukan selama Ramadan.
Awalnya
memang berat, karena setelah Ramadan berakhir godaan untuk berpessta selama
Hari Raya sangat susah untuk dihindarkan. Okelah, kita kasih jeda dulu barang
sepekan. Setelah itu langsung tancap gas, ya. Kita disiplinkan lagi perut kita
seperti halnya yang telah dilakukan selama Ramadan.
Karena
sesungguhnya Ramadan itu tak hanya tentang perintah berpuasa, tapi juga anjuran
untuk "menahan" tapi juga membentuk kebiasaan positif yang sangat
baik untuk jasmani dan rohani kita.
Artikel
ini dibuat untuk menjawab post trigger #KEBloggingCollab untuk kelompok Sri
Mulyani, yang ditulis oleh Muthmainnah Mutia.









































Thank you sharingnyaaa mbak, paling susah buat saya mengurangi minum-minuman berasa dan mengunyah pelan-pelan. slow but sure lagi membiasakan kebiasaan baik itu mbaak, biar lebih sehat. Aamiin ;D Salam kenaal yaa mbak. .
ReplyDeleteKalo ga inget timbangan, hmmm
ReplyDeleteBaca tips dari mbak Damar ini membuat aku introspeksi diri tentang pola makan hehehhe. Memang deh ya, saat berbuka kita tuh maunya yang dingin dan manis. Udah gitu pas makan besar sepiring mentung. Walaaah malah makin jadi ndut wkwkwkwk...
ReplyDeleteYang paling susah masih membatasi gula dan cairan berwarna sayaa.. Hiks
ReplyDeleteKarena masih setia pada kopi dan teh yang sungguh menggoda.
Harus dicoba nih tapi, biar makin bergairah jugaa 😀
Bagus juga tuh tipsnya, minum air 8 gelas sehari. Saya paling malas minum air putih tetapi rajin minum kopi beuh jangan ditiru ya mbak, hehehe...
ReplyDeleteMakasih sharingnya, mbak Damar. Saya juga suka manis dari kurma
ReplyDeleteSaya kalo puasa malah lebih bener makannya, begitu lebaran mulai banyak cheatingnya apalagi selama asisten blm balik... Setuju banget nih sama pola makannya dan selalu dibuat galfok sama foto-fotonya.
ReplyDeleteSetuju mbak, puasa selain bernilai ibadah, juga baik untuk pola hidup kita terutama untuk kesehatan
ReplyDeleteTerima kasih untuk sharingnya, Mba :)
ReplyDeletePola makan sehat memang sangat dibutuhkan karena cuaca yang tidak menentu dan banyaknya makanan yang tidak sehat.
Hihihi, saya ga puasa tapi ikut Lebaran mbak. Jadi ya gitu deh! Harus lebih hati-hati lagi memperbaiki pola makan. Terima kasih mbak sharingnya!
ReplyDeletePaling susah ngontrol asupan karbo nek aku mba. Apalagi kalo ada sambel bawang, tempe garit dan ikan asin plus lalapan. Deuuh.. gagal maning deh
ReplyDeleteBerpuasa itu banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan. Oleh karenanya, kita harus bisa mempertahankan pola makan seperti saat berpuasa ya...
ReplyDeleteBenar sekali mbak damar. Harusnya pola makan sehat selama ramadhan bisa kita pertahankan ya. Apalagi sy bisa turun 5 kilo selama ramadhan. Hehe
ReplyDeleteCara hidup Sehat memang tidak mahal..asal kita teratur mengatur pola makan dan minum, serta kualitas makananan dan juga minumannya...
ReplyDeleteMau coba buat puasa senin kamis nich Mbak Damar, kadang suka lupa takaran minumnya hehehe
ReplyDeleteBagus ini tipsnya ya. Memang betul. Kebiasaan baik di bulan Ramadhan itu harus dipertahankan. Jangan sampai khilaf pas lebaran. 😸😸
ReplyDelete