Mengenalkan Ibadah Ramadan Sesuai Usia Anak

Menurut teman-teman berapa usia ideal bagi seorang anak untuk dilatih berpuasa? Jawabannya pasti sangat bervariasi mengingat setiap keluarga memiliki cara dan pertimbangan tersendiri dalam pengasuhan anak-anaknya.

Di keluarga saya, Najwa baru belajar berpuasa pada Ramadan tahun lalu, tepatnya saat usianya genap 6 tahun. Puasa yang dijalankan pun sifatnya masih latihan, sehingga belum penuh selama seharib ahkan tidak sampai 30 hari.

Lain halnya dengan keluarga kakak saya. Kedua keponakan saya sudah menjalankan puasa penuh selama satu hari saat seusia Najwa. Keduanya memang cenderung kuat menahan lapar, sehingga tidak terlalu rewel selama puasa. Hanya saja kakak saya melonggarkan waktu makan sahurnya hingga menjelang matahari terbit atau kurang lebih setengah enam pagi. Ya, kan namanya juga latihan, jadi sifatnya tidak terlalu kaku.
Masalah mengenalkan puasa atau ibadah lain selama Ramadan bisa jadi beragam caranya. Namun ada baiknya kita mengenalkan pada anak secara bertahap sesuai rentang usianya.
Hal serupa telah saya lakukan pada DuoNaj. Baik Najwa maupun Najib mulai saya kenalkan dengan ibadah selama Ramadan semenjak keduanya berusia 2 tahun. Bahkan keduanya sudah ikut salat tarawih di masjid saat usianya hampir 3 tahun.

Mengenalkan Ibadah Ramadan Sesuai Usia Anak

Mengenalkan ibadah Ramadan sesuai usia anak

Usia 2-3 tahun
Saat usia anak mencapai 2 atau 3 tahun, maka mengenalkan Ramadan melalui buku bacaan merupakan salah satu cara yang menyenangkan. Pada usia ini biasanya anak-anak sudah menunjukkan antusiasme terhadap dongeng dan buku cerita karena pemahaman dan kemampuan komunikasinya pun telah berkembang.
Teman-teman bisa memilih buku cerita Ramadan yang sederhana tapi tetap menonjol dari segi warna dan gambar. Cara ini juga dapat digunakan untuk menstimulus otak dan perkembangan bahasa anak, sekaligus menanamkan pada memorinya mengenai aktivitas Ramadan seperti puasa atau zakat.
Di samping itu, anak bisa dilibatkan dalam tradisi berbuka puasa sesuai kebiasaan keluarga masing-masing. Dengan begitu secara tidak langsung anak akan mendengar doa berbuka puasa, mengetahui jenis makanan yang biasa disajikan saat berbuka, dan melihat langsung salah satu kenikmatan orang yang berpuasa.
Jika memungkinkan teman-teman bisa mengajak si kecil ke masjid untuk menunaikan ibadah salat Tarawih. Sekali lagi sifatnya tidak memaksa karena pada usia 2-3 tahun biasanya mulai mengantuk selepas waktu salat isya tiba.
Menurut pengalaman saya, pada usia 2-3 tahun baik Najwa maupun Najib hanya bertahan sampai selesai jamaah salat isya. Setelah itu saya langsung membawanya pulang untuk menghindari si kecil menjadi rewel karena kantuk yang tidak tertahan. Ritme setiap anak bisa jadi berbeda, maka tidak perlu dipaksakan bahkan saat si kecil belum mau diajak ke masjid.
Usia 4-5 tahun
Pada usia 4-5 tahun sebagian anak memiliki lebih banyak aktivitas dikarenakan sudah belajar di PAUD atau pendidika nprasekolah lainnya. Biasanya, di tempat mereka belajar anak-anak akan mendapatkan pengenalan mengenai aktivitas Ramadan dari pengajarnya sehingga orangtua lebih terbantu namun tetap harus melakukan pendampingan.
Sebagian anak bahkan mulai belajar puasa setengah hari pada usia ini. Pagi hari mereka sarapan seperti biasa kemudian menahan makan dan minum hingga waktu zuhur tiba. Setelah itu, mereka akan berpuasa kembali hingga azan magrib berkumandang.
Flashback sedikit cerita Najwa saat berusia 4 tahun. Saat itu ia mulai belajar bangun untuk makan sahur. Ia juga belajar untuk menahan lapar selama di sekolah dengan cara tidak membawa bekal. Baru sesampainya di rumah ia makan dan minum seperti biasa.

Sore harinya, Najwa biasa mengikuti acara buka bersama di masjid bersama teman-teman se-usianya. Jika kebetulan tradisi semacam ini ada di lingkungan tempat tinggal kalian, maka tidak ada salahnya mengajak di kecil untuk turut serta. Anak-anak sangat senang ketika diajak berdoa bersama kemudian berbagi makanan. Selain merasakan pengalaman berbeda saat berbuka puasa, mereka pun akan belajar tentang berbagi dan lebih termotivasi untuk belajar berpuasa.

Mengenalkan Ramadan sesuia usia anak
Pixabay.com
Usia 6-7 Tahun
Sebagian besar anak telah duduk di bangku sekolah dasar pada usia ini. Bisa dibilang fisiknya pun lebih kuat sehingga pengenalan tentang puasa sebagai salah satu ibadah utama selama Ramadan bisa langsung diaplikasikan.
Usahakan anak-anak bangun dan ikut makan bersama saat waktu sahur tiba. Jika anak-anak sudah kuat, tentu saja orangtua harus mendukung si kecil yang ingin berpuasa seharian. Tapi jika mereka belum kuat, maka biarkan mereka belajar puasa setengah hari seperti pada tahun sebelumnya, kemudian dilanjut lagi hingga magrib tiba.
Untuk menambah semangat berpuasa,ajak anak-anak menyiapkan makanan untuk berbuka di rumah. Atau jika mereka sudah terbiasa ikut berbuka di masjid bersama teman-temannya, maka bawakan mereka makanan yang bisa dibagi-bagi. Pada usia 6 hingga 7 tahun kondisi fisik anak juga semakin siap untuk diajak salat tarawih hingga 8 rakaat. Biasakan juga untuk mengajak mereka membaca Al Quran saat sore sebelum waktu berbuka.
Beberapa keluarga muslim memberikan reward Ramadan untuk memantik semangat si kecil. Orangtua juga bisa melibatkan anak pada saat membayar zakat atau membagikan sedekah. Cara seperti ini bisa kita gunakan untuk mengasah empati dan kepeduliannya kepada sesama.
Mengenalkan Ramadan sesuai usia anak
Usia 2 tahun Najwa ikut acara Pawai Ramadan di masjid dekat rumah.
Usia 8 tahun
Nah, berbekal pengenalan dan pembiasaan puasa yang dilakukan secara bertahap, pada usia 8 tahun ini anak sudah semakin siap untuk melakukan ibadah Ramadan. Ini adalah saat yang tepat untuk mengajak mereka mengamalkan rangkaian ibadah selama Ramadan, menjadikannya kebiasaan dan momen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.
Mengenalkan rangkaian ibadah Ramadan khususnya puasa memang tidak bisa dilakukan dengan sekejap. Selain faktor kesiapan fisik perlu diperhatikan cara-cara yang bersifat memotivasi dan tidak cenderung memaksa, sehingga nilai-nilai yang ingin orangtua tanamkan bisa tercapai.
Tak perlu malu atau merasa bersalah jika anak-anak belum mampu menjalankan ibadah ini dengan sempurna. Terus dampingi dan berproses dengan anak serta pahami bahwa proses belajar agama memang terus menerus dan tidak ada berhentinya.
Selamat menyambut Ramadan bersama keluarga.

12 thoughts on “Mengenalkan Ibadah Ramadan Sesuai Usia Anak”

  1. Duuh pinternya Najwa, sejak kecil udah rajin ibadahnya ya. Semoga makin khusyuk beribadah dan puasanya bisa penuh ya…

    Reply
  2. Anakku usia 4 tahun, bilangnya sih mau ikut puasa, malah mamahnya yang cengin, ciyeee keenakan gak makan, hahaha… secara dia lebih suka cemilan ketimbang nasi.

    Reply
  3. Anak-anak saya juga belajar berpuasa saat TK. 3 hari pertama mereka bertahap, buka saat dzuhur, lanjut saat Ashar dan kemudian baru maghrib. Alhamdulillah, latihan seminggu, minggu berikutnya mereka sudah full. Banyak diberi kegiatan agar perhatian mereka teralihkan

    Reply
  4. Anak saya sampai umur 7 tahun belum kuat puasa sehari, kedua anak saya ini memang gak kuat menahan lapar karena dari kecil memang gak bisa makan banyak. Makannya harus sdikit dikit tapi terus. Wa hasil ketika disuruh puasa ya rewel. Akhirnya saya juga membolehkan puasa setengah hari.jadi dluhur buka terus dilanjut puasa lagi

    Reply
  5. Hai mbak aku baru ngajarin io puasa sebatas pemahaman dulu waktu dia 3 tahun. Skrg dari sekolahnya dikasih tau lebih jadi emg betul terbantu ngajarin tentang puasa ramadhan ini

    Reply
  6. ALhamdulillah… anak saya yang sulung sekarang SD dan sudahpuasa tapi masih setengah hari, Sebenarnya dia mau kalau dipaksa, tapi aku nggak tega. hiks, makasih lho sharingnya mbak, bermanfaat sekali nih

    Reply
  7. Pinternya, usia 2 taun Najwa udah tarawih dirumah. Wah sy malah belum banyak ngenalin tentang Ramadhan nih. Bener ya, bacain buku ttg Ramadhan, jadi bisa kenalan sm istilah zakat, puasa, tarawih, buka dan saur. Makasih mba tipsnya komplit. Aku simpen aaah 🙂

    Reply

Leave a Comment