Berapa banyak Whatsapp Group
yang ada dalam smartphone teman-teman? Lima? Sepuluh? Atau malah puluhan? Saya sendiri
tergabung dalam 15 Whatsapp Group, dan menurut saya angka itu sudah sangat
fantastis karena saya tidak bisa aktif hampir di semua grup. Ya, gimana mau
aktif, pegang HP saja saya sering rebutan sama anak. Kalau nggak gitu, HP
memang lebih banyak saya sembunyikan untuk menghindari bocil yang suka ngiri
sama ibunya yang mainan HP.
15 Grup tadi baru di Whatssapp
saja, ya. Bagaimana jika temans juga aktif di aplikasi chatting yang lain. Bisa
jadi, puluhan grup ada dalam smartphone kita. Memang sih, kita jadi sangat
terbantu dengan adanya grup-grup seperti itu. Selain alur komunikasi menjadi
lebih mudah, ringkas dan cepat. Aneka informasi terkini pun akan dengan segera
ter-update dalam genggaman. Apa yang sedang trend dihari itu, maka dalam
hitungan menit semua informasi tersebar melalui grup-grup tersebut. Bahkan bisa
jadi info yang sama tersebar secara berulang.
Ya, memang update informasi
sangat penting untuk dilakukan mengingat dunia kita semakin dinamis.
Masalahnya, tidak semua info yang tersebar selalu benar adanya. Untung kalau si
penyebar membaca dulu isi pesan tersebut secara menyeluruh. Kalau hanya
tertarik karena judulnya yang viral, tanpa memahami kesesuaian isi dan
judulnya. Bukannya bisa berabe, tuh?
Itu baru masalah judul saja, ya.
Belum menyangkut keakuratan data. Banyak info-info disebar tanpa memerhatikan
kebenarannya. Duh, lelah … BukNaj sama message begituan. Kadang pun kejadian
yang disebar sudah “basi”, sudah diklarifikasi kebenarannya, eee … masih
di-share sana-sini pula. Maksud hati biar kelihatan update, nggak taunya e e, malah
ketauan telat info dan asal –asalan.
Syukur-syukur kalau pembaca yang
lain sudah mengetahui klarifikasi atas berita tersebut. Kalau belum? Kemudian di-sharelagi dan lagi? Apa nggak jadi “racun” yang dengan cepat menyebar di
sana-sini?
So, Temans. Please be aware with
what we share. Baca … Baca … Baca. Baca
dan pahami benar berita tersebut. Masuk akal or not? Udah basi atau benar-benar
lagi boom? Jangan karena viral saja kita dengan mudah meng-klik tombol share.
Usahakan juga mencari pembanding
mengenai berita serupa. Dari berbagai sumber tersebut, Temans akan bisa
membandingkan kebenarannya. Kalau memang beberapa situs menayangkan informasi
serupa, boleh jadi memang benar. Tapi kalau tidak, atau mungkin berita di situs
lain justru kontra, maka sebaiknya klarifikasi dulu.
Kalau memungkinkan, coba cari
side opinion dari orang yang expert di bidangnya. Misalnya berita tentang kasus
hukum. Jangan sampai, ya, kita yang
nggak paham hukum ikut-ikutan nulis soal pasal-pasal pidana. Apalagi
menjadikan berita yang ditulis oleh orang yang bukan pakar hukum atau
setidaknya belajar hukum sebagai panutan. Bisa jadi mereka cuma googling aja,
bukan memelajari secara mendalam. Begitu pun halnya berita tentang kesehatan,
terlebih agama.
Yang lebih penting lagi adalah
TAHAN. Tahan tangan kita untuk nggak asal komen sebelum baca. Tahan tangan kita
untuk nggak asal share sebelum pahami beritanya. Tahan emosi akibat judul-judul
yang viral. Kita nggak perlu merasa nggak update karena nggak nge-share
begituan, kok. Apalagi Cuma karena pengen jadi tenar di dunia maya. Please,
donk. Hidup ini kenyataan.
So, sekali lagi. Yuk! Lebih bijak
menyikapi banjir informasi di dunia maya. Pilah dan pilih. Cek dan ricek. Dan
yang terpenting adalah cerdas bersosialisasi di dunia maya. Baik di sosial
media maupun di aneka grup chatting yang ter-install di smartphone kita. Jangan
sampai teknologi menjadi pendukung perpecahan, permusuhan. Tapi sebaliknya
menyokong kemajuan umat manusia.
-DNA
#ODOP
#day13
#bloggermuslimahindonesia



Be First to Post Comment !
Post a Comment
Haluuu Teman-teman. Terima kasih sudah berkunjung ke Blognya BukNaj. Jangan lupa tinggal komentar, ya. Begitu longgar, BukNaj pasti berkunjung ke blog Teman-teman.
Selamat membaca
Semoga bermanfaat :)