Membaca status teman facebook
yang nampaknya harus mendapat komentar negatif terkait morning sickness yang
sedang dialaminya. Jujur, saya merasa prihatin. Bukan, bukan karena saya tidak
pernah mendapatkan komentar sejenis, tapi justru karena saya pun tak luput dari serangan sejenis. Komentar yang melemahkan secara psikologis. Dibanding-bandingkan dengan mereka yang nggak harus berteman dengan morning sickness pada saat hamil.
Beneran, ya, sakitnya tuh dalem
banget kalau kita dibilang nggak strong, malas, manja atau banyak alasan cuma karena
mengalami morning sickness. Apalagi kalau ngomongnya sekarang, di zaman yang
super milenial, di mana informasi kesehatan bisa diakses siapa saja. Apa iya,
masih mau ngasih komentar negatif padahal sudah jelas kondisi tubuh setiap
wanita berbeda. Begitu pun proses pembentukan hormon dan masalah kehamilan yang
mungkin dialaminya.
Flashback 7 tahun yang lalu,
saat sedang menjalani kehamilan anak pertama. Saya teler parah. Nggak cuma
pusing atau mual, tapi muntah-muntah hebat. Apa saja yang saya masukkan ke
mulut, dalam hitungan menit keluar kembali tanpa permisi. Sikat gigi saat pagi
hari adalah musuh terbesar, padahal sebelum hamil rutinitas ini tak pernah saya tinggalkan. Bedak, lipstik, apalagi parfum tak pernah saya
sentuh. Pokoknya semua yang berbau saya nggak sanggup untuk memakainya. Suami
saya aja saya larang pakai wewangian, untungnya kami bertemu hanya sekali dalam sebulan.
![]() |
| Trimester awal, pas mabok-maboknya. Saya suka mengonsumsi ronde atau wedang jahe. |
Hamil anak kedua nggak jauh berbeda.
Tetap mual dan muntah. Meskipun nggak separah yang pertama, tapi nafsu makan
sangat rendah, sehingga sempat mengalami berat ibu dan janin di bawah
normal. Meskipun begitu, saya sangat
bersyukur karena hanya selama trimester pertama mengalami gejala morning
sickness. Mentok-mentoknya saat usia kandungan genap 4 bulan sudah benar-benar
sehat. Saya nggak bisa membayangkan yang mengalaminya sampai hampir 9 bulan. Atau
bahkan sampai melahirkan. Ini sudah
cukup membuktikan bahwa kondisi tubuh ibu hamil memang tidak bisa
disamaratakan.
Begitu pun jika ada statement
yang mengatakan bahwa ibu-ibu yang mengalami morning sickness itu lemah, manja
atau nggak mandiri. Hei, saya ini strong banget, loh! Nggak percaya? Sampai
sudah hamil 9 bulan saja saya masih naik motor dan kemana-mana sendirian.
Periksa dokter pun juga sering saya lakukan sendiri. Ngantor, tugas keluar
kota? Semua masih saya lakukan selama hamil.
Pas hamil anak kedua juga nggak
jauh berbeda, karena saya tidak menggunakan jasa ART. Momong Najwa dan seluruh pekerjaan rumah tangga saya
kerjakan sendiri. Mengantar dan menemani
Najwa di PAUD yang jaraknya tidak dekat dari rumah juga masih saya lakukan.
Saat itu pun saya masih berbisnis online kecil-kecilan. Jadi jangan salah,
tidak semua ibu yang mengalami morning sickness itu karena lemah, manja atau
tidak mandiri.
![]() |
| Trimester akhir kehamilan masih aktif bekerja |
Sebaliknya juga, tidak semua ibu
yang cenderung anteng, kalem atau bahkan manja pasti mengalami
morning sickness. Menurut saya sifat ibu dan gejala morning sickness yang
dialami tidak ada hubungannya. Meskipun dalam salah satu artikel medis yang saya
baca, gejala ini bisa dipengaruhi oleh faktor genetis dalam keluarga.
Lalu, sebenarnya apa saja yang
menyebabkan gejala ini bisa terjadi bagi sebagian wanita hamil?
Menurut DSOG saya, gejala mual
muntah atau biasa disebut morning sickness ( karena biasanya terjadi pada pagi
hari, meskipun banyak juga yang mengalaminya sepanjang hari) merupakan salah
satu gejala alami bagi wanita hamil. Untuk penyebab pastinya memang belum
diketahui, tapi para ahli meyakini faktor perubahan hormon dalam tubuhlah yang
paling berpotensi.
Misalnya, pesatnya peningkatan hormone
HCG pada trimester pertama kehamilan. Ini ,mengapa banyak wanita yang mengalami
mual hebat hanya pada trimester awal saja, karena morning sickness memang
biasanya terjadi saat HCG sedang tinggi. Maka nggak perlu heran juga, jika pada
kasus kehamilan kembar gejala morning sickness bisa jadi lebih berat. Itu
karena kadar HCG jauh lebih besar.
Selain HCG, hormone lain yain
yang diduga menimbulkan mual dan muntah pada kehamilan adalah hormon estrogen.
Teman-teman pasti sudah akrab dengan nama hormon yang atu ini. Ya, peningkatan
jumlah estrogen dalam tubuh juga diklaim menyebabkan munculnya mual dan muntah
pada ibu hamil.
Disamping faktor hormonal,
meningkatnya sensititivitas wanita hamil bisa jadi menyebabkan kepekaan
terhadap bau dan aroma. Didukung dengan saluran pencernaan yang biasanya juga
menjadi lebih sensitif pada trimester awal. Keduanya dapat memicu gejala
morning sickness menjadi lebih parah.
Katanya, sih, faktor psikologis juga
ikut memberi andil pada kondisi wanita
hamil. Bisa jadi karena stress atau terlalu banyak pikiran. Bahkan kesiapan
seorang wanita untuk menjadi ibu juga dapat memengaruhi kondisi psikologisnya.Hem ... menurut saya masuk akal banget.
Tapi percayalah, semua akan
baik-baik saja jika mendapat penanganan yang tepat. Saat hamil pertama, karena
belum meiliki pengalaman, tentu saja saya sangat khawatir. Hingga akhirnya
menerapkan beberapa tips yang kemusdian membantu mengurangi gejala morning
sickness. Saya bilang mengurangi, bukan menghilangkan, ya. Toh, kenyataannya
saya tetap mual dan muntah, hanya saja tidak sampai dehidrasi atau lemas.
Nah, kalau boleh, saya akan bagi
sedikit tipsnya di sini. Boleh ya? Ya iyalah, lha wong blog saya sendiri,
hehehe …
- Mengindari jenis makanan pencetus mual. Misalnya yang berminyak, berlemak, pedas, dan jujur saya nggak suka asam saat awal kehamilan. Karena menurut saya semakin memperparah rasa mual dalam mulut. Saya baru mengonsumsi rujak atau apalah yang asam-asam itu saat berada di trimester kedua.
- Makanan dengan aroma menyengat. Ini bisa jadi tergantung pada sensitivitas penciuman masing-masing. Karena aroma yang keras dapat memicu gejala mual muntah.
- Makan dalam porsi kecil namun sering. Saya usahakan tetap dan terus makan meskipun semuanya berakhir muntah. Sehingga mengakalinya dengan makan dalam porsi kecil namun berulang.
- Camilan buah dan biskuit sangat dianjurkan oleh bidan maupun dokter.
- Memperbanyak sayuran segar sehingga kondisi pencernaan lebih terjaga.
- Mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup sehingga mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah.
- Mengonsumsi minuman jahe yang sangat membantu menghilangkan mual dan menghangatkan perut.
- Minum jus untuk memberikan aroma berbeda pada mulut, selain juga kandungan nutrisinya yang sangat bermanfaat.
- Menenangkan diri dan melakukan aktivitas kesenangan untuk memunculkan rasa bahagia.
- Berkonsultasi dengan dokter jika merasa ada suplemen yang diresepkan memperburuk rasa mual.
Kembali lagi, kondisi tubuh
setiap ibu hamil berbeda, sehingga gejala dan penanganannya pun bisa jadi
berbeda. Beberapa teman saya sempat harus opname karena lemas bahkan sampai
pingsan. Ada juga yang mengalami dehidrasi dan kurang darah. Jika muncul gejala
seperti itu, tentu saja tenaga medis yang harus dijadikan rujukan. Sedangkan
tips di atas sifatnya untuk membantu mengurangi keluhan morning sickness dengan
kondisi tubuh masih dalam ambang normal atau aman.
Well, gejala apapun yang dialami setiap wanita,
kehamilan tetap saja akan menjadi sebuah momen yang membahagiakan,
mengehebatkan, membanggakan dan bersejarah. Maka membantu wanita hamil
menjalani masa-masa yang berat adalah tugas kita yang mengenalnya, khususnya sesama
wanita. Bukan malah jadi komentator negatif yang dapat memperburuk kondisi
psikologisnya. Heh! Ngana udah pernah hamil belom? Gak care banget, sih.
So, be happy mom and don’t care
sama yang suka nyinyirin, ya, dear. Usahakan saja yang terbaik untuk janin kita. Ini badan,
badan kita. Kita yang tahu bagaimana rasanya. Nggak perlu berkecil hati
karena nggak jadi ibu hamil yang ngebo, karena hamil dengan gejala morning
sickness tidak selalu mengindikasi kekuatan tubuh seseorang atau kondisi janin
yang kelak dilahirkan.
Keep happy!
-DNA-
#ODOP
#Day21
#bloggermuslimahindonesia
-DNA-
#ODOP
#Day21
#bloggermuslimahindonesia









































teman saya ada yang sampai opname pas masih hamil mudanya. nggak bisa ditebak ya kayaknya kondisi kehamilan tiap orang
ReplyDeleteBetul, bahkan tiap kehamilan bisa jadi berbeda, Mbak.
DeletePas hamil aku juga alami mual, muntah namun tetap seterong ke kantor sambil muntah2 hahaha namanya juga ada perubahan tentunya berbeda-beda y mba sayang aja ada yang menanggapi kurang baik ;p
ReplyDeleteSamaan kita, aku juga mual muntah di kantor. Ya tetep usaha biar agak berkurang, tapi ya kerja, heheheh ...
DeleteDua kali hamil alhamdulillah gak pernah morning sickness sih mbak. Tapi katanya kalau udah muntah parah mending ke dokter gtu ya :D
ReplyDeleteMoga sehat2 kehamilannya, lancar mpe lahiran ya :)
Wah, bersyukur, Mbak. Enak itu, kalau di tempatku istilahnya "ngebo". Emang kalau parah bisa dehidrasi, nah itu yang bahaya.
Delete