![]() |
| Pixabay.com |
Haluuu, tau-tau udah tanggal 10
aja, ya. Sudah sepertiga hari berjalan di bulan Oktober. Semangat belum kendor,
kan? meskipun sudah menuju tanggal tua lagi, hihihi. Nah, daripada mulai
dag-dig-dug menghadapi tanggal tua lagi, kita ngomongi optimasi blog aja kali
ini. Ya, sapa tau blog-nya bisa jadi sumber penghasilan yang kedua. Lumayan
banget, kan? Nggak perlu nunggu tanggal gajian, tapi ada aja pemasukan dari
sumber yang lain.
Nah, mengoptimasi blog sebagai salah satu sumber
penghasilan, atau biasa disebut monetizing blog, rupanya bukan hal yang mudah,
loh. Ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian teman-teman blogger.
Tentu saja hal ini bertujuan untuk menjaga eksistensi atau performa blog yang terus
berkelanjutan di masa depan.
Nggak mau, kan, kalau ngeblog cuma
buat ikut-ikutan aja. Saya yakin semua
blogger kepengen jadiin blognya sebagai’rumah kedua’. Nggak sekedar buat
curhat, tapi juga sharing pengalaman, bermanfaat atauberbagi informasi dan mendokumentasikan
kisah perjalanan hidup atau karya yang pernah dibuat. Akur? *akurinajabiarcepet
Bicara soal optimasi blog,
pastinya juga teman-teman sudah tahu bahwa ada banyak komponen untuk mendukungnya
menjadi blog yang searchable dan readable. Hal-hal seperti desain blog dan
konten menurut saya merupakan dua hal utama dan mendasar yang harus diperhatikan
oleh seorang blogger, apalagi pemula seperti saya. Nggak usah deh ngomongin
DA/PA dulu, udah konsisten nulis aja bagi saya udah TOP! Tapi, gak ada salahnya
ya, kita perhatikan sesuatu yang bisa bikin pembaca betah di blog kita.
Baca juga: Invoice Pertama dari Ngeblog
So, kali ini kita ngomongin
tentang desain blog dulu aja, ya. Sesuatu yang pertama kali dilihat pengunjung,
tapi memiliki efek besar terhadap kenyamanan mereka untuk berlama-lama atau
bahkan kembali lagi ke blog.
Bicara tentang desain blog, saya
berkesempatan mendapatkan ilmunya secara khusus dari Mbak Sintaries, founder
Blogger Perempuan Network pada acara Blog Coaching Clinic yang diselenggarakan
free untuk member BP Network pada tanggal 2 September lalu. Duh, jadi malu.
Kayaknya udah basi banget tapi baru di-share di blog post. Hehehe *tutupmuka.
Nggak pa pa, ya, yang penting
ilmunya nggak basi, kok. Karena jujur, saya sendiri yang hampir 1 tahun aktif
ngeblog, baru deh tahu info yanf seperti ini.
Lanjut lagi soal desain blog, ya.
Waktu itu Mbak Shinta bilang bahwa desain blog sebaiknya memerhatikan beberapa
poin.
1. Orientasi pembaca
2. Orientasi google
3. Menurunkan Bounce Rate
4. Memperpanjang time on site
5. Branding
Berikut adalah penjelasan untuk
setiap poin-poin di atas.
![]() |
| Pixabay.com |
Orientasi Pembaca dan orientasi Google
Setiap blogger pasti punya
orientais pembaca masing-masing sesuai dengan niche blog yang dipilih. Kalau
saya pribadi dengan blog damaraisyah.com cenderung membidik segmentasi ibu-ibu
muda dan produktif, dengan range usia antara 25-40 tahun.
Tema parenting yang saya bungkus dalam daily
activity dan traveling, rupanya mulai menjadi ciri khas tulisan-tulisan saya
yang sebagian besar berdasarkan pengalaman pribadi momong dua bocah.
Untuk itu saya memilih desain
blog yang minimalis, modern tapi tetap menunjukkan unsur ibu muda saya
dengan pemilihan warna watercolor pink di bagian header blog. Ciyehh, ibu muda katanya, hihihi. Untuk background
sendiri saya memilih warna putih yang cenderung bersih, dengan font hitam
sehingga mudah dibaca.
Usahakan memilih template yang
responsive sehingga mudah di-detect oleh mesin pencari. Dan ini merupakan salah
satu solusi agar desain kita memenuhi orientasi google.
Bersyukurlah Teman-teman yang
memiliki blog berplatform Wordpress karena pilihan templatenya sangat beragam,
baik gratisan maupun berbayar, lengkap
dengan aneka plugin yang bisa dimaksimalkan sesuai kebutuhan masing-masing.
Saya sendiri sebagai pengguna
platform Blogger atau Blogspot, awalnya sempat merasa terlalu terbatas. Namun kemudian saya
putuskan membeli template berbayar yang memenuhi kriteria saya. Jika tertarik,
Teman-teman bisa mencoba berbelanja di Etsy Shop. Banyak sekali pilihannya
dengan harga yang relati terjangkau untuk pemula.
Berikut adalah kunci dalam
memilih desain agar memenuhi criteria optimasi pembaca dan Google
- Clean atau bersih, dengan background warna terang. Kalau bisa, sih, 80% white space
- Font yang mudah terbaca dan berwarna gelap
- Responsif atau fast loading
- Mobile friendly karena sekarang pembaca lebih familiar dengan smartphone untuk membaca
- Konten di sebelah kiri, side bar di sebelah kanan
- Hindari musik atau animasi bergerak sebagai latar, misalnya salju bertaburan diiringi dengan musik.
- Jangan lupa mencantumkan profile blogger, link social media dan Home, Disclosure serta kriteria postingan. Terutama untuk blog yang ingin di-monetize.
![]() |
| Pixabay.com |
Bounce rate dan Time on site
Untuk bouce rate sendiri Teman-teman bisa cek di Google Analytics. So,
kalian harus pasang GA dulu di blog-nya, barulah bisa cek berapa bounce rate-nya.
Patokannya semakin rendah bounce rate, maka semakin baik performa blog. Adapun
kisaran rendanya sesuai yang saya tangkap dari penjelasan Kak Shinta, antara
20%-80%. Jika di bawah 20% , kemungkinan ada masalah dengan GA blog kita.
Oh ya, semakin lama pengunjung
membaca blog kita dapat berimbas juga pada penurunan prosentase bounce rate. Google sendiri pun
menyukai blog yang memiliki time on site
panjang. Untuk itu, blogger harus berusaha membuat pembacanya nyaman. Selain
pilihan desain seperti yang sudah saya sebutkan tadi, pastikan konten kita
berkualitas. Pada postingan selanjutnya saya akan membahas tentang konten ini.
![]() |
| Pixabay.com |
Branding
Blog bisa menjadi branding pemiliknya. Begitu pula
dengan desain yang dipilih, biasanya mencerminkan karakteristik
pemiliknya. Untuk mem-branding diri
melalui blog, beberapa hal berikut ini bisa Teman-teman jadikan acuan:
1. Nama domain adalah nama brand
Nama domain adalah nama brand.
Misal kita membuat blog tentang suatu organisasi, maka nama organisasi
sebaiknya dijadikan sebagai nama domain. Untuk personal blog, menggunakan nama pemilik
blog sebagai nama domain sepertinya jauh lebih mudah untuk mem-branding diri.
Tapi, pastikan nama domain hanya
terdiri dari maksimal 2 kata, mudah diketik atau diingat, bukan keyword.
Setelah nama domain dipilih, usahakan sama atau minimal mirip dengan username social media pendukung agar mudah dikenali.
2. Template dan desain blog
Template dan desain blog yang
khas seperti yang saya sebutkan tadi. Misal, kalau saya memasukkan warna pink
dengan font kecil-kecil. Semacam mewakili saya yang girly dan imut-imut
*dititimpukpembaca
3. Blog bertema
Blog bertema atau
memiliki niche khusus. Sebenarnya blog seperti ini yang disukai Google, tapi
saya pribadi masih susah menghalau godaan nulis tentang lipen dan buku di blog
parenting saya. Jadilah lifestyle.
4. Apa adanya dan jadi diri
sendiri.
Fiyuh! Selesai juga akhirnya.
Saya akui banyak hal yang selama ini saya anggap sepele ternyata sangat
memengaruhi performa blog. Itulah mengapa banyak sharing dengan sesama blogger
sangat membantu pemula seperti saya.
Desain blog adalah satu komponen
yang pertama kali dilihat oleh pembaca. Oleh sebab itu, memberikan sedikit
perhatian dan waktu untuk kembali mengutak-atiknya, saya rasa perlu dilakukan.
Memang lumayan wasting time, sih, karena sebenarnya banyak hal menyenangkan
dalam mengutak-atik desain blog itu sendiri.
Kalau Teman-teman gimana? Sudah
menyediakan waktu untuk utak-atik desain blognya?
Tulisan ini diikutsertakan pada tantangan One Day One Post Oktober 2017 Blogger Muslimah Indonesia.
#ODOPOKT7









































Jadi ingat tahun 2010-an blog saya ada lagunya, salju, fame banget. Hahaha. Eranya sekarang minimalist yaa Mbak Damar. Entah beberapa tahun lagi kayak gimana.
ReplyDeleteBetul, dunia blogging sangat dinamis, Mbak. :)
DeleteHai mba..salam kenal yaa. Mba, dhika newbie nih di dunia blog. pakai nya blogspot. memunculkan link socmed aturnya dibagian mana ya mba? sama di bagian setelan ada pilihan profil pengguna : blogger dan google+ itu pilih yg mana dan bedanya apa yaaa. thanks sebelumnya ya mba.
ReplyDeleteHalo Mbak Dhika, untuk memunculkan icon socmed di blogspot urutannya agak panjang, saya buka catatan dl ya. Lain kali saya bikin tutorialnya deh. :)
Deletesejak aku resign, aku jarang banget otak atik blog. Bisa membuat post satu minggu sekali itu sudah prestasi buat aku. Entahlah, kalau sudah di rumah, bawaannya kepingin mainan mulu sama anak-anak. Kalaupun enggak mainan ya, rajin di dapur, niatnya sich eksperimen resep biar bisa jadi bahan post blog. Nyatanya, sudah difoto-foto, sudah nyari judul, artikelnya ditulis bisa satu tahunan baru post. Mungkin aku belum mampu mengatur waktu di rumah dengan baik ya. Makasih banyak Mbak, aku juga suka design blog yang bersih. Aku masih gratisan dari blogspot
ReplyDeleteIya, Mbak. Memang bth waktu banget. pelan-pelan saja
DeleteKereeen..Terima kasih ilmunya..:)
ReplyDeleteDitunggu chapter 2 nya..
Sama-sama :)
DeletePR aku ngurangin bounce rate nih hihihihi.. suka bingung, kl nulis blog kepanjangan takut pada bosen.. dan kadang2 orang2 cuman baca sekilas info doang.. ku kudu piyeee hihihihi :D
ReplyDelete