Mengunjungi Museum Wayang di Kota Tua

Masih dalam rangka jalan-jalan Jakarta. Bertepatan dengan libur Imlek yang lalu kami sekeluarga mengajak DuoNaj ke Museum Wayang di Kota Tua. Sebenarnya saya dan suami pun belum pernah menginjakkan kaki di bagian dalam museum yang berlokasi di wilayak wisata Kota Tua ini. Jadi pas banget edutrip kali ini tidak hanya ditujukan untuk DuoNaj, tapi juga BukNaj dan PakNaj.
Tepat pukul 13.30 kami tiba di pelataran Kota Tua. Setelah istirahat sebentar selepas perjalanan dari Petak Sembilan. Kami pun memutuskan untuk membeli tiket masuk museum yang telah dipadati pengunjung yang berasal dari berbagai kalangan.
Museum Wayang
Gak afdol kalau gak narsis ๐Ÿ˜„
Saya pun membayar tiket sebanyak Rp.12.000,- untuk 2 tiket dewasa @Rp.5.000,- dan 1 tiket anak @Rp.2.000, โ€“ (FYI. Najib belum dikenakan tiket). Setelah tiket berada di tangan,ย  kami pun segera masuk dan menjelajahi koleksi museum yang berjumlah ratusan menurut perkiraan saya. Tapi ternyata saya salah, karena menurut informasi yang kami terima, Museum Wayang di Jakarta mengoleksi tidak kurang dari 4000 koleksi wayang dari berbagai daerah dan negara. Uwow banget, kan?
Museum Wayang
Add caption
Begitu masuk ke ruang pamer Museum Wayag di Kota Tua, kami langsung disambut dengan wayang berukuran raksasa di sebelah tempat pembelian tiket. Keduanya sangat menarik, bahkan pengunjung pun mulai berebut untuk menjadikannya spot foto yang instagramable.
Cerita ke museum lainnya, ada di sini
Selanjutnya,ย  di sepanjang lorong utama museum kami terus disuguhi beberapa koleksi wayang yang dipajang dalam kotak display kaca. Kisah Ramayana rupanya sangat mendominasi. Hingga salah satu bagian ruang display digunakan untuk memajang tokoh pewayangan Rama, Shinta dan Rahwana secara berurutan hingga membentuk satu urutan cerita.
Museum Wayang
Lanjutan cerita Ramayana
Museum Wayang
Penokohan Rahwana dalam Wayang Golek

Sejarah Bangunan Museum Wayang di Kota Tua

Setelah melewati lorong utama, kami pun menemukan ruang terbuka dengan taman hijau di bagian kanan jalan.ย  Pada bagian taman tersebut terdapat tembok yang menjadi semacam prasasti atau pertanda bahwa dulunya bangunan Museum Wayangย  merupakan Gereja Lama Belanda atau biasa disebut De Oude Hollandsche Kerk.
Museum Wayang
Semacam penanda sejarah bangunan Museum Wayah
Menurut sejarah, bangunan ini pertama kali berdiri pada tahun 1640. Tapi kemudian, pada tahun 1732 Gereja Lama Belanda mengalami perbaikan dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk. Atau dalam bahasa Indonesia berarti Gereja Baru Belanda.
Selanjutnya bangunan ini bertahan dan berfungsi sesuai peruntukannya, tapi kemudian mengalami kerusakan aibat gempa yang terjadi pada tahun 1808. Nah, di bekas runtuhan bangunan gereja inilah lokasi museum yang sekarang kami kunjungi didirikan. Tepatnya pada 13 Agustus 1975, pemerintah membangun gedung yang kemudian diresmikan sebagai Museum Wayang.

Koleksi Museum Wayang

โ€œBuk, di sini, kok,ย  wayangnya ada banyak sekali, ya?โ€
Yaelah, Nduk. Namanya juga Museum Wayang. Kalau museum mainan ya isinya mainan, dong. Hehehe.. begitu batin saya saat Najwa bertanya tentang banyaknya koleksi wayang yang ada di sana.
Ya, di Museum Wayang memang ada banyak koleksi wayang yang dipamerkan. Seperti yang saya sebutkan di awal, ada ribuan jumlahnya. Begitu kata sumber yang saya dapat, karena saya sendiri tidak sempat menghitungnya.Selain wayang, di sana pun terpampang koleksi boneka dari berbagai negara. Ada boneka khas Thailand, Cina, Rusia, Prancis, Polandia, dan tentu saja Si Unyil dari Indonesia.
Baca juga cerita kami ke Sky World, ya. Cocok buat jalan-jalan sama anak.
Museum Wayang
Bonek dari Cina
Untuk wayang pun terdapat beberapa versi dari beberapa daerah. Misalnya tokoh pewayangan Gatutkaca, di sana teman-teman bisa melihat berbagai bentuk Gatutkaca dari beberapa daerah di Indonesia. Sayangnya saya gagal mengambil gambar karena keriuhan pengunjung yang ingin berpose di depannya. Jadi Teman-teman bisa langsung datang ke Museum Wayang untuk melihat berbagai versi Gatutkaca.
Museum Wayang
Wayang boneka dari Inggris
Museum Wayang
Wayang boneka dari Rusia
Museum Wayang
Si Unyil dari Indonesia Raya
Salah satu koleksi Museum Wayang di Kota Tua yang sangat menarik adalah wayang yang dikirim dari Pemerintah Suriname. Teman-teman pasti tahu kan, bahwa pada zaman penjajahan dulu banyak penduduk Jawa yang dikirim untuk membuka lahan baru di Suriname?Ternyata mereka yang kemudian menetap dan berkebangsaan Suriname masih melestarikan tradisi pagelaran wayang di sana. Oleh sebab itu, Pemerintah Suriname pun masih memiliki koleksi dan penokohan wayang meskipun berada jauh dari Jawa, asal muasal nenek moyangnya.
Museum Wayang
Koleksi wayang dari Pemerintah Suriname
Selain wayang dan boneka, Museum Wayang juga memamerkan koleksi topeng dan gamelan. Di bagian ini saya tidak berani berlama-lama, karena Najib sangat antusias dan bersikeras ingin memukul Gendang atau memainkan Sitar.
Museum Wayang
Gamelan Sunda
Museum Wayang
Najib ngeyel pengen masuk ruang gamelan
Kami pun mempercepat kunjungan ke Museum Wayang. Menuruni jalan yang melandai hingga lantai bawah. Di sana kami sempat membeli minuman dingin dan souvenir yang dijajakan di dekat pintu keluar.
Overall kami senang dengan kunjungan ke Museum Wayang. Tapi seperti biasa, kunjungan bersama anak-anak memang selalu diwarnai hal-hal unpredictable, yang memaksa kami mempercepat dan tidak memaksakan egoisme orang tua.ย 
Museum Wayang
Narsis di pintu masuk Museum Wayang
Oh ya, jika Teman-teman tertarik mengunjungi Museum Wayang di Kota Tua, pastikan tidak datang pada hari Senin, ya. Karena khusus hari Senin, Museum Wayang tidak beroperasi alias tidak menerima kunjungan. Untuk kunjungan pada hari lain, jam operasional dimulai pada pukul 8 pagi hingga 3 sore. Sedangkan saat weekend museum masih beroperasional hingga pukul 8 malam.
Next, acara kunjungan ke museum seperti ini pasti akan kami ulangi lagi. Apalagi di Jakarta ada banyak sekali museum yang siap memanjakan rasa ingin tahu kita tentang sejarah atau koleksi unik peninggalan masa lalu. Jadi sayang dong, kalau dilewatkan begitu saja. Ya kan, ya kan? Hehehe.
Kalau Teman-teman, sudah berkunjung ke museum apa saja selama ini? Share di komen, yuk!

6 thoughts on “Mengunjungi Museum Wayang di Kota Tua”

  1. Wah ini di KoTu juga ya. Saya ke KoTu ke Museum BI nya sih. Ke Fatahillah udah lama banget. Baru tau kalau ada museum wayangnya juga. Asyik ya lihat2 sejarah wayang yang beragam. Namanya juga museum wayang, ya wayangnya banyak, haha… ada2 aja nanyanya si bocah ๐Ÿ˜€

    Reply
  2. Wah, daku belum pernah maen2 ke Museum Wayang di Kota Tua ๐Ÿ˜€ Anak2ku sih pernah karena pas mereka study tour dari sekolahnya masing-masing. Jadi membangkitkan rasa penasaranku nih, mbak Danmar hihihihi…

    Reply

Leave a Comment