Tantangan Parenting dengan Threenager

 

Parenting dengan threenager
www.damaraisyah.com

Drama threenager belum juga berhenti. Setelah usianya lewat 3 tahun 6 bulan, gaya khas bocah threenager semakin melekat dalam diri Najib. Baik caranya berucap maupun bertingkah, khas remaja 13 tahun yang bikin gemas sekaligus jengkiel orangtuanya.

Padahal Najib sudah lebih awal mengalami masa-masa ini. Seingat saya, sebelum ulang tahun yang ketiga Najib sudah menunjukkan tanda-tanda threenager. Selain agak susah diatur, kalau punya kemauan juga penginnya selalu dituruti. Belum lagi gaya ngomongnya yang udah kayak remaja. Dinasihati pun, dia suka membantah dan mengajak beradu argumen. Huff, kalau sudah begitu, BukNaj penginnya makan bakso kuah pedas sama es teh segelas,donk. HahahaGalau  Gara-gara Threenager
Menghadapi anak threenager memang menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Selain perkembangannya yang menggembirakan. Misalnya seperti pertumbuhan fisik yang semakin tinggi dan besar, susunan gigi bertambah lengkap serta motoriknya yang semakin terampil. Perkembangan emosi dan skill-nya pun semakin menggembirakan. Yang ditandai dengan banyaknya akal dan kosa kata baru yang dikuasainya.
Di satu sisi, hal ini benar-benar membuat saya bahagia. melihat tumbuh kembangnya yang sangat positif, sebagai orangtua tentu saja ini menjadi salah satu pencapaian dalam pengasuhan anak.
Tapi di sisi lain, anak-anak pada usia Najib kerap kali membuat kepala nyut-nyutan juga geregetan. Pasalnya mereka sangat lihai “mempermainkan” orangtuanya. Selain kemauannya yang macam-macam, mereka pun mulai menentukan keinginannya sendiri, negosiator ulung (semoga besok jadi pengacara handal, amin) dan suka berpura-pura.

Menurut psikolog anak Nessi Purnomo, anak usia 3 tahun cenderung ingin menunjukkan kemampuannya dalam melakukan banyak hal. Selain itu mereka juga ingin menunjukkan buah dari pikirannya sendiri. Lepas dari ketergantungan kepada orangtua dalam melakukan segala hal, juga ASI.

Anak-anak pada usia ini ingin dianggap dan diakui bahwa dirinya sudah besar dan mandiri. Hm, benar juga, sih. Najib pun memang sering meneriaki saya dengan kata-kata,”Aku tuh udah besar, Buk!”

Perasaan ingin diakui sebagai manusia dewasa seperti halnya kita, membuat threenager sering kali tidak puas atau kurang cocok dengan pilihan-pilihan dari orangtuanya. Pokoknya adaaa saja yang kurang pas. Mulai pilihan lagu, makanan, jenis mainan. Sampai yang paling sering jadi drama adalah pilihan pakaian. Duh, yang ini benar-benar bikin geregetan.

Parenting dengan threenager
GIPHY
Tidak cukup sampai di situ, anak-anak threenager biasanya juga melakukan beberapa hal di bawah ini Seperti yang saya baca dari situs kidsactivitiesblog.com, berikut adalah hal-hal yang hanya seorang ibu dan threenager bisa pahami.
1. Menjadi sangat pemilih
Seperti yang saya sebutkan di atas, Najib jadi sangat pemilih tentang makanan atau camilan yang diinginkannya. Tak jarang saya sampai kewalahan dan harus membuat lauk baru sesuai kemauannya. Atau meyimpan buah yang terlanjur dikupas dan menggantinya dengan buah lain yang dimauinya.

Tidak hanya itu, si threenager sangat lihai memainkan perasaan orangtua. Coba cek apakah teman-teman pernah mengalami hal seperti ini: saat kita sedang kelelahan, mereka justru kekeh minta digendong. Sebaliknya, saat kita butuh cepat, mereka justru minta berjalan kaki sendiri dan sangat menguras waktu. Hadeh, mainin emosi banget, kan?

Parenting dengan threenager
GIPHY
2. Kemauannya kuat
Masalah memilih pakaian memang paling sering menjadi drama di rumah. Kalau maunya pakai celana jeans, jangan harap si Najib mau dibujuk dengan celana pendek atau yang lainnya. Bahkan bisa jadi setiap hari saya harus mencuci baju dan lekas-lekas mengeringkannya karena esok paginya ingin dia pakai lagi. Pokoknya sudah biasa.
Tapi itu belum seberapa, ternyata threenager sudah punya kemauan sendiri terkait gaya dan penampilannya. Sekarang saya sedang menghadapi masalah pilihan model rambut. Najib maunya gondrong, padahal saya berasa gerah banget lihat rambutnya sudah menutup telinga.

Pilihan aksesories pun sama halnya. Setelah minggu lalu drama dengan jam tangan. Minggu ini saya harus bolak-balik ke toko aksesories karena si Najib minta topi warna merah dengan banyak hiasan bintang di atasnya. Fix, kebelilah itu topi dan sekarang jadi favoritnya. Bye, bye topi lama.

Parenting dengan threenager
Drama minggu ini, topi warna merah yang banyak bintangnya. Hufff…
Urusan channel TV juga bikin senewen. Biasanya, nih, asal sudah nonton Disney Junior si Najib pasti sudah anteng. Sekarang ganti, kesukaannya Disney Channel yang nota bene acaranya hampir sama. Tapi Najib berdalih Disney Junior untuk anak kecil, dan dia merasa sudah besar. Oke, fix, mumet lagi.
3. Tidak Mau Menurut
“Aku nggak mau makan”, “Aku capek”, “Aku nggak mau tidur”, ‘Aku nggak mau pakai baju yang itu”, dan serentetan kata-kata “Aku nggak mau” terus saja meluncur dari mulutnya. Intinya threenager ingin menunjukkan bahwa mereka tidak mau diatur-atur. Sudah cukup dua tahun menjadi balita yang penuh aturan, mungkin begitu batin mereka.

Selain itu, pada saat-saat tertentu mereka juga jadi sangat pandai mencari alasan. Misalnya “capek” saat diajak bepergian. “Perutku sakit” saat diajak makan. “Dingin” saat disuruh mandi. Ahh, pokoknya cerdas dan bikin BukNaj pengen gigit panci.

Baca juga: Manfaat Bermain untuk Tumbuh Kembang Anak

Parenting dengan threenager
Malam-malam kekeh mau pakai baju Pak Tentara buat bobok. Baeklah…
4. Memiliki kebiasaan baru
Tiba-tiba ada makanan di kamar atau mainan di dalam lemari pakaian? Ah, itu pasti ulah threenager. Mereka memang sangat suka melakukannya. Bahkan, kadang-kadang saya pun harus cukup sabar ketika Najib memasukkan sepeda, scooter atau mobil-mobilan ke dalam kamar tidur. Menurut Najib, dia sedang menyimpan barang-barang itu supaya tidak hilang. Wkwkwk, kamar atau gudang to, Le.
Di samping itu Najib juga sangat suka bergonta-ganti baju dalam satu kesempatan, selain memakai baju yang sama setiap hari. Misalnya nih, pagi hari pakai celana jeans atasan kemeja (katanya mau kerja kayak ayah), siang sedikit pakai setelan kaos casual, mau jam tidur siang ganti lagi, bangun tidur pilih yang lain lagi, sorenya dandan necis lagi soalnya mau main sama- teman-teman.

Sehari 5 stel itu sudah biasa. pernah suatu kali saya harus mencuci 8 stel karena Najib merangkap 2 sampai 3 stel baju sekaligus. Pening? Nggak, tapi ubanan. Hehehe.Baca juga: Penyebab Si Kecil Suka Marah-marah Tapi jangan khawatir, Temans. Karena masa-masa threenager ini akan segera berlalu dan tentunya berganti dengan masa lain yang nggak kalah bikin pening, wkwkwk). Suatu saat kita pasti merindukan masa-masa menggemaskan sekaligus menyebalkan ini. Untuk itu, woles adalah satu-satunya cara agar orangtua tetap waras menghadapi si threenager. Adapun beberapa tipsnya ada di bawah ini:

Tip Menghadapi Tingkah Laku Threenager

1. Bersikap tenangWoles, BukNaj. Woles!! Begitu biasanya saya berkata pada diri sendiri, karena cara terbaik yang dapat saya lakukan untuk menghadapi tingkah laku si kecil adalah dengan tetap tenang, sehingga pikiran tetap rasional.Najib paling tahu kapan waktu yang tepat untuk membuat saya marah atau kesal. Parahnya dia pun selalu lihai meniru kebiasaan saya. Jadi sekalinya saya tidak dapat mengontrol emosi, maka dengan mudah Najib akan menirunya.Selain itu, sikap threenager yang terasa merepotkan bisa jadi karena mereka ingin “mengetes” orangtuanya. Ah, siapa tahu ibu bilang A ayah bilang B. Mungkin begitu pikir si bocah. Itulah mengapa kita harus kompak dengan pasangan. membuat aturan yang jelas, komit dan konsisten dalam menerapkannya.

Parenting dengan threenager
GIPHY
2. Memberikan kebebasan yang terukur
Capek juga kan, kalau setiap hari berantem sama si threenager? Yang masalah pilihan bajulah. Yang penginnya ke luar rumah sendiri, yang nyimpen makanan di lemari pakaian. Anak-anak pun mungkin jengah dengan segala aturan yang diterapkan orangtua, meskipun katanya karena sayang dan ingin yang terbaik.
Saya mulai menyetel kendor pikiran saya tentang hal-hal seperti ini. Mau Najib tiap hari pakai baju yang sama, nggak mau dipotong rambutnya, ya bolehin aja. Toh, itu kan sebenarnya nggak penting-penting amat. Sesekali biarkan saja si bocah mendapatkan kebebasannya.

Yang penting, selalu ingat batasannya. Bahwa kebebasan yang kita berikan harus terukur. Tidak membahayakan jiwanya dan juga orang-orang di sekitarnya. Tidak menyakiti diri sendiri dan juga orang lain. Tidak mengganggu kesehatan tubuhnya dan juga tidak melakukan pengrusakan.

Parenting dengan threenager
Ekspresinya kalau dikasih kebebasan, happyyyy betul
3. Mengalokasikan waktu untuk melakukan segalanya bersama
Selain mempererat bonding dengana anak, melakukan kegiatan bersama anak sangat efektif untuk membuatnya merasa “berarti” sehingga mendukungnya mengembangkan kepercayaan dirinya. Cara ini juga lebih mudah digunakan untuk menerapkan rutinitas pada anak.
Misalnya saat saya ikut bermain mobil-mobilan dengan Najib. Kebetulan saat sedang asyik-asyiknya bermain azan zuhur berkumandang. Najib tentu tahu bahwa waktu bermain telah usai. Dia pun dengan kecewa berkata, “Yaaa, sudah waktunya istirahat, padahal adik masih mau main sama Ibuk.” Saya pun mengiyakan kekecewaannya, Kemudian menawarkan bermain lagi setelah makan dan beristirahat siang. Tanpa ba-bi-bu, Najib langsung mengangguk dan mengajak saya membereskan mainannya. See, tanpa perang. Hore!!
Selain melatih kedisiplinan, menerapkan rutinitas harian, cara ini juga meminimalisir bantahan dari si threenager. Cocok, kan?
Sebenarnya seru juga, sih, mengasuh anak threenager ini. Selain banyak tantangannya, perkembangan otak dan emosi anak pada masa ini memang sangat mengagumkan. Begitu pun perkembangan sosial dan bahasanya.
Jadi, sudahlah BukNaj. Tak perlu marah-marah terus, sampai geregetan terus pengin gigit panci kalau sedang menghadapi tingkah laku anak. Tetap tenang, waras dan percaya saja suatu saat kita pasti merindukan masa ini.

18 thoughts on “Tantangan Parenting dengan Threenager”

  1. Waaah ini usia bikin capek banget wkwkwkwk karena energi udah banyak lari kesana kemari nggak bisa diam tapi dikasih tahu belum paham karena peralihan dari bayi ke balita.

    Reply
  2. sekarang raya mau 5thn dan dramanya semakin menjadi-jadi hahahaha… ampun dije puyeng, apalagi udah punya adik. Sama adiknya sayang banget & ngga cemburu, tapi kompensasinya caper banget masya Allah.. mamih pening, sakit kepala, vertigo, jadi satu 😀

    Reply
  3. Sama persis waktu dulu aku ke ibu ku, sampai-sampai sering berantem sama ibu 😀 khususnya dalam pemilihan baju, yang disukai ibu belum tentu aku suka, sampai-sampai drama.. katanya ga mau lagi belikan aku baju 😀

    Reply
  4. the threenager..yang menggemaskan dan sudah banyak akal sampai bikin geregetan..Pernah umur segini, dah ke tukang cukur,antri, giliran suruh naik ke kursi..eh dia ngeloyor aja pergi, bilang enggak mau dan minta pulang. Belum pengin cukur katanya..hadeh. Belum lagi yang di ransel Bapaknya dimasukkan permen, biar buat bekal Bapak..sampai disemutin itu tas..kwkwk. Dan masih banyak yang lainMemang musti sabar, tenang..terus kasih waktu khusus buat dia..seperti ulasan di atas 🙂

    Reply
  5. aku type pemarah banget mba. apa lagi saat anak ga nurut dan tantrum pegen banget melampiaskan, tapi kan ga mungkin ke anak. jadi lebih baik menyendiri dl deh saat mulai memuncak amarahnya.

    Reply

Leave a Comment