Menjelaskan Makna Hari Raya Kurban pada Anak

pixabay.com
Pixabay.com
“Buk, mengapa kalau hari raya Iduladha itu banyak binatangyang disembelih?.” Begitu tanya Najwa kemarin.
“Karena, pada hari raya Iduladha, umat muslim seperti kitadiperintahkan Allah untuk berkurban,” jawab saya padanya.
“Ohh, kalau nggak punya duit buat beli kambing atau sapi,gimana, dong?,” tanyanya lagi.
“Ya, nggak pa pa, karena perintah ini wajib bagi yang mampuberkurban. Yang punya uang untuk membeli hewan kurban. Atau memiliki kambingpeliharaan sendiri, yang diikhlaskan untuk berkurban.”
“Ooo … Berarti kalau nggak punya duit nggak pa pa, ya, nggakkurban?”
“Iya, tapi kalau betul-betul nggak punya uang, loh. Bukankarena uangnya dipakai untuk berfoya-foya atau beli-beli yang nggak penting.Jadi harus diutamakan dulu mana yang penting mana yang enggak. Biar uangnyabisa buat berkurban. “ 
Pertanyaan Najwa bakalan semakin banyak, BukNaj harussiapkan kuda-kuda. Ya, kalau bisa jawab, kalau nggak? Harus cari alasan yangmasuk akal. Hehehe …
“Trus kenapa kurbannya cuma setahun sekali? Pas Idul Adha aja.?.”
Nah,ini  saatnya ibukmendongeng. Sini-sini, yang mau dengerin boleh bergabung juga. Hehehe.
Menjelaskan masalah agama bisa jadi tugas terberat bagi sayasebagai orang tua. Alasannya cuma satu, karena saya belum pandai dan  masih belajar.Sayangnya waktu nggak bisa ditunda lagi. Karena saat rasa ingin tahu anakmuncul, saat itu sebenarnya adalah kesempatan yang tepat untuk memberikanpemahaman-pemahaman ringan pada mereka.
Seperti mengenai Iduladha, Najwa selalu excitedmenyambutnya. Alasannya pun simple saja, karena banyak sapi dan kambing disekitar rumah.  Pemandangan seperti inimemang langka buat kami yang tinggal di kota. Jarang ketemu si embek kecualirajin nonton Animal Planet atau berkunjung ke kebun binatang.
Entah karena memang rasa ingin tahunya yang terus bertambah?Atau karena mendapatkan penjelasan di sekolah perihal hari raya kurban? Yangjelas, pertanyaan mengenai Iduladha semakin lancar meluncur dari mulutkecilnya. Dan itu pertanda ibu harus semakin rajin membaca.
Menjelaskan makna ibadah dalam hari-hari besar keagamaanbisa jadi mudah jika kita berbicara kepada anak-anak yang lebih besar. Tapisedikit menantang, karena harus memberikan pemahaman ini kepada anak 1 SD, yangbelum juga genap 7 tahun dan memiliki daya imajinasi yang lumayan ajaib.Penjelasan yang diberikan harus sederhana, kalau tidak siap menjawab, orang tuajadi sangat kelihatan bodoh di depannya. *tutupmuka. Akhirnya, saya pun memulai dengan  makna berkurban.
Makna berkurban
www.pixabay.com
Pixabay.com
Sebelumnya saya bertanya pada Najwa, apa keistimewaan Iduladha? Najwa bilang, Iduladha itu menyenangkan karena libur, banyak kambing dansapi, lalu banyak orang makan enak pakai lauk daging kurban yang dibagi-bagi.
Saya pun mengiyakan pendapatnya. Karena benar, Iduladha itumemang sangat menyenangkan, banyak daging dibagi-bagikan dan ini menjadikesempatan yang tepat untuk memberikan pengalaman nyata pada anak tentangsemangat berbagi.
Namun kemudian saya tambahkan sedikit informasi padanya. Bahwasebenarnya Iduladha atau hari raya kurban merupakan wujud ketaatan dan kepasrahankita pada perintah Allah, seperti yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim dan NabiIsmail.
Dulu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengurbankanputranya, yaitu Nabi Ismail. Karena rasa cinta dan ketaatan yang besar kepadaTuhan, Nabi Ibrahim pun menjalankan apa yang diperintahkan-Nya. Begitu punhalnya dengan Nabi Ismail yang dengan ikhlas dan pasrah bersedia menjadi kurban. Karena ketaatan, kepasrahan dan keikhlasan keduanya, maka Allah mengganti Nabi Ismaildengan domba untuk dikurbankan. Teladan inilah yang kemudian terus dilakukan umat Islam pada hari raya Iduladha.
Ketaatan, keikhlasan dan kecintaan pada Allah inilah yangsebisa mungkin ditekankan pada anak. Tentu saja dengan bahasa yang sederhana.Dan, jika perlu tambahkan contoh-contoh perilaku yang dapat mewakiliketeladanan nabi dalam kehidupan sehari-hari.
www.academicindonesia.com
Bagaimana agar bisa berkurban?
Anak perlu tahu, bagaimana agar umat muslim bisa menunaikanibadah kurban. Salah satunya harus mampu. Saya berkali-kali menekankan padaNajwa, bahwa “mampu” tidak selalu “kaya raya”. Karena banyak juga orang-orangyang kesehariannya terlihat biasa saja, tapi mereka rutin berkurban setiap tahunnya.
Intinya adalah niat dan usaha untuk berkurban. Salah satucaranya dengan berhemat, sehingga uang yang biasanya digunakan untuk membelibarang-barang yang tidak terlalu penting bisa ditabung untuk membeli hewankurban. Selain itu, bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang halal.
Anak-anak harus ditunjukkan pada kenyataan, bahwa  hewan kurban tidak bisa datang begitu saja. Perlu usaha dan kerja kerasuntuk meraih rezeki sehingga bisa membeli hewan kurban. Selebihnya, harus cermat mengatur keuangan sehingga niatberkurban semakin lancar.
Apakah kita boleh berkurban dengan ayam?
www.pixabay.com
pixabay.com
Nah, kan, mulai muncul pertanyaan ajaibnya.  Saya pun menjelaskan bahwa hewan yang  disyariatkan atau dibolehkan untuk berkurban adalah hewan ternak. Seperti sapi, domba, kambing, unta dan jenis-jenisnya.Jadi, tidak benar jika kita berkurban dengan ikan atau ayam. Untuk menguatkanpenjelasan ini, saya pun mengajak Najwa membaca QS Al. Hajj : 34.
Di samping semua penjelasan itu, penting rasanya untuk menanamkan pada anak-anak tentang semangat berbagi daging kurban. Berikanpemahaman kepada mereka, perihal siapa saja yang dapat menerima daging kurban.Misalnya orang miskin dan kurang mampu, karena tidak setiap hari mereka bisamembeli daging untuk lauk. Jangan lupa informasikan juga bahwa orang yangberkurban dan panitia kurban juga boleh menerima daging kurban.
Setelah menerima beberapa penjelasan di atas, anak sayasebenarnya masih bertanya beberapa hal. Seperti, apakah sapi yang disembelihmenangis dan kesakitan? Apakah orang tua sapi sedih? Kalau dilanjutkanpertanyaannya semakin ajaib dan saya pun kelihatan semakin konyol denganjawaban-jawaban saya yang juga ikut ajaib, kikiki.
Setidaknya, sebagai orang tua kita harus siap melayani rasaingin tahu anak. Karena dari momen seperti itulah kedekatan dan kepercayaan mereka semakin terjalin kuat. Hikmahnya pun kita jadi berusaha lebihbanyak belajar, biar nggak terlalu malu-maluin di depan anak.
Saya yakin teman-teman juga pernah menghadapi pertanyaanserupa. Entah dari anak, keponakan atau murid-muridnya. Usahakan selalu menjelaskan dengan bahasa sederhana dan tidak terlalu njelimet. Berikan merekapemahaman yang membekas di hati dan ingatannya, sehingga makna berkurban bisadipahami dengan mudah.
Selain itu usahakan untuk mengaitkannya dengan kehidupansehari-hari. Sehingga nilai-nilai ketaatan, keikhlasan dan semangat berbagitidak hanya terjadi saat Iduladha tiba, tapi berlaku dalam kehidupansehari-hari.
Selamat Hari raya Idul Adha, semoga kita senantiasa menjadiinsan yang taat.
-DNA-
#ODOP
#Day30
#bloggermuslimahindonesia

11 thoughts on “Menjelaskan Makna Hari Raya Kurban pada Anak”

  1. Najwa pintarnya…(jadi pengin anak wedhok…#eaaa)Penjelasan yang bagus, Mbak..suka baca artikel ini. Meski mungkin dia belum mengerti benar penjelasannya, sudah pas buat seusia Najwa.Aku tadi buka buku kisah Nabi Ibrahim (yang di buku kisah 25 Rasul itu) waktu anakku bungsu nanya..hahaha..:D

    Reply

Leave a Comment