Istilah monetizing blog
sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga teman-teman. Ya, menjadikan blog
sebagai sumber penghasilan tambahan, atau bahkan utama rupanya sudah bukan hal
yang baru lagi. Dan ternyata peluangnya sangat menggiurkan.
Tidak hanya jalan-jalan dalam
skala lokal, banyak teman-teman blogger yang sudah melangkahkan kakinya di
berbagai belahan bumi ini berkat memaksimalkan peluang penghasilan dari blog.
Dan itu baru satu dari sekian jenis bentuk penghasilan dari blog. Gadget,
voucher belanja, produk hingga yang selalu menggiurkan adalah fresh money yang ditransferkan ke rekening
kita.
Untuk mendapatkan penghasilan
dari blog pun ada berbagai cara. Mulai dari memenangi lomba blog, yang tentu
saja membuat seorang blogger harus bersaing dengan kompetitor lainnya. Menerima
content placement di blog kita. Membuat artikel sponsored post, product review bahkan afilliasi dengan brand tertentu.
Peluang yang saya sebutkan tadi
tentunya hanyalah sebagian. Bagi blogger yang sudah professional, atau memiliki
jam terbang. Masih banyak peluang lain yang bisa diraih. Tentu saja hal seperti
ini harus diimbangi dengan kemampuan yang terus di-upgrade. Karena kesempatan
itu hanya bisa diraih jika ada kemampuan, dan satu lagi kemauan.
Tidak munafik, saya pun suka
ngiler dengan peluang penghasilan ini. Sebagai full stay at home mom, saya
merasa butuh mendapatkan pengalihan dari rutinitas mengasuh yang ritmenya
sangat padat. Juga dari pekerjaan rumah yang membosankan dan tak ada habisnya.
Hampir 1 tahun hingga saya
menemukan kesenangan baru di dunia blogging. Sebelumnya, saya telah memulainya
dengan menulis di portal berita online dan menerima job penulisan artikel baik
dari teman maupun kenalan agensi.
Baca juga : Ngeblog Asyik ala Blogger Kinyis-kinyis
Saya akui, saya adalah tipe ibu
rumah tangga yang tidak tahan untuk tidak menghasilkan. Tentu saja mengasuh dan
mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga bisa dibilang menghasilkan. Meskipun
dalam bentuk lain dan tak bisa dinilai secara materi. Tapi, mau bagaimana
lagi. Mata saya masih suka hijau kalau melihat peluang yang dapat menghasilkan
materi. Lebih-lebih jika peluang tersebut bisa dijadikan sampingan, di sela-sela
melakukan tugas rumah tangga. Kesempatan, dong!
![]() |
| Gambar: Lovely Blog Academy |
Awalnya, saya sama sekali tidak
ingin tergesa-gesa menerima job dari blog. Tau dirilah, blog saya masih acak
adul dan inkonsisten. DA maupun PA masih rendah, begitu pun
halnya dengan PV dan follower saya. Belum menjual, kira-kira begitu lebih
tepatnya.
Pernah beberapa kali mendapatkan
hadiah produk dari campaign social media. Pernah juga mendapatkan hadiah fresh
money dari lomba blog. Yang paling sering, sih, mendapat produk gratis untuk
kemudian saya review di blog saya. Tentu
saja saya sudah senang saat mendapatkannya. Karena sekali lagi, saya belum
percaya diri untuk memonetize blog.
Tapi, terkadang peluang itu
memang tak bisa disangka-sangka. Suatu hari, di akhir bulan Agustus kemarin
tepatnya. Sebuah email masuk ke inbox saya. Karena saat itu saya sedang dalam
kondisi penuh deadline lomba di akhir bulan, maka saya pun tidak segera membukanya.
Beberapa saat kemudian, masuklah
sebuah pesan singkat di Whatsapp saya. Seseorang memperkenalkan diri dari
sebuah agensi yang bergerak di bidang marketing online. Si Masnya itu
menyampaikan bahwa baru saja mengirimkan penawaran kerja sama ke email saya.
Dia pun ingin segera mendapatkan jawaban, maka dari itu dilanjutkan dengan
mengirmkan WA.
Hal ini seperti ini bisa dibilang
kejutan. Bagaimana tidak, penawaran seperti ini baru yang pertama
kali saya terima dari agensi luar. Biasanya saya selalu mendapatkannya dari
teman atau mengandalkan kenalan.
Segera saya membuka email dan
mengecek penawarannya. Setelah itu, saya mengirimkan WA kepada si pengirim
email dengan maksud minta waktu beberapa saat untuk mempertimbangkan. Saya pun segera meng-inbox mentor blogging saya. Siapa lagi kalau bukan Mbak
Widyanti Yuliandari untuk mendapatkan wejangan. Saya ceritakan skema penawaran yang masuk ke email.
Lalu segera meminta saran bagaimana sebaiknya saya harus menjawab. Apakah
harus langsung diterima?
![]() |
| Memiliki mentor tidak hanya untuk belajar secara teknis, tapi sangat penting untuk mendengar sharing pengalamannya. |
Mbak Wid yang sudah jauh lebih
berpengalaman menyarankan untuk ngobrol dulu dan nego santai. Ya, pokoknya
anggap saja penawaran pertama ini sebagai pengalaman. Kalau akhirnmya deal,
tentunya harus sama-sama menguntungkan. Kalau pun belum berjodoh, ya anggap saja memang
belum waktunya.
Berbekal hasil konsultasi dengan
Mbak Wid, saya pun mengirimkan pesan balasan pada si Mas dari agensi. Ngobrol
ringan, santai, meskipun ujung-ujungnya saya nawar juga, hehehe. Nawar alus
istilahnya, maklumlah, masih anak bawang. Tapi akhirnya deal setelah beberapa
kali berbalas WA.
Nah, kalau saya boleh berbagi
cerita, beberapa hal di bawah ini yang menjadi bahan obrolan saya dengan Si Mas.
1. Cari tahu lebih dalam tentang agensi yang
menawarkan.
Ya, meskipun saya masih pemula,
saya nggak mau asal-asalan terima pekerjaan. Bukan sok , ya, tapi hati-hati
saja. Jadi setelah saya mendengarkan penjelasan dari Mas agensi, saya langsung
searching sana-sini tentang agensi tersebut. Bergerak di bidang apa dan bagaimana
reputasinya di kalangan blogger.
2. Cari tahu produk seperti apa
yang harus ditawarkan.
Saat itu si Mas tidak langsung
menjelaskan siapa kliennya, karena menurutnya nama klien baru akan dibuka
setelah ada kesepakatan. Tapi, dia menyampaikan bahwa produk yang harus saya
tawarkan adalah produk jasa. Dan jenis artikel yang akan di-posting di tempat
saya bertema jalan-jalan. Khususnya dengan keluarga.
Cocok! Begitu pikir saya. Karena
blog saya bertema lifestyle dan lebih dominan parenting. Maka saya berpikir
tema ini bisa masuk dengan niche blog saya sehingga ada banyak internal link yang bisa
saya masukkan.
3. Skema kerja sama
Pastikan kita mendapatkan
penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang skema kerjasama yang ditawarkan. Apa
yang harus kita lakukan? Siapa yang membuat artikel? Apa keywoard-nya? Bolehkah
meng-edit naskah dari klien? Bolehkah memasukkan internal link? Kapan harus posting? Berapa kali share? Di social media
apa? Pokoknya sedetil-detilnya, deh, apalagi kalau kita masih pemula.
4. Negotiable
Pada saat itu Si Mas Agensi
langsung memberikan harga, sih. Dan sebenarnya harga itu sudah lumayan buat
saya. Tapi saya sengaja memanfaatkan kesempatan itu untuk menguji nyali dengan
menawar.
Akhirnya, dengan alasan yang
masuk akal banget, tawaran saya memang ditolak, tapi harga yang diberikan pun
bukan dalam jumlah yang rendah. Bisa dibilang sesuailah.
Begitulah akhirnya hingga kami
deal, dan 2 jam berikutnya artikel sudah saya posting di blog, lengkap dengan
backlink yang diinginkan. Saya pun tak segan untuk beberapa kali share link
dari klien di social media saya. Karena kalau saya pikir nggak ada ruginya
juga. Toh, perusahaannya juga bergengsi, bukan abal-abal.
Komunikasi dengan Mas Agensi pun
berlanjut melalui WA. Sehari setelah saya mengirimkan link postingan saya, dia
langsung mengirimkan invoice untuk diisi dengan data pribadi saya. Lebih
tepatnya,nomor rekening saya. Dengan perasaan gembira, saya pun segera
membalasnya meskipun mundur 2 hari karena tepar. Kikikiki. Ini bukan bermaksud
nolak rezeki, loh.
Seminggu berikutnya, Si Mas
kembali mengirimkan WA kepada saya. Saat itu isinya hanya ucapan terima kasih,
permintaan maaf jika ada yang kurang berkenan dan screenshot bukti transfer ke rekening saya.
Alhamdulillah! Akhirnya cair juga invoice pertama. Segera saya membalas pesannya, mengucapkan
terima kasih dan meminta maaf juga jika ada yang kurang menyenangkan.
Sebenarnya, dalam proses
pengerjaan artikel di blog, saya beberapa kali mengalami kendala. Baik
dari segi teknis maupun nonteknis. Tapi saya bersyukur, semuanya selesai tepat
waktu. Terus terang, di awal saya sempat menyampaikan kendala terkait postingan
tersebut. Tapi dengan sabarnya Si Mas memberikan waktu dan dapat memakluminya.
Intinya ya terbuka saja dengan kemampuan kita,
tapi nggak perlu terlalu merendah. Pokoknya sesuai kemampuan sajalah. Kalau memang
ada hal-hal yang tidak mampu, ya sampaikan saja. Daripada berlagak bisa tapi
malah mengecewakan di belakang. Tapi, kalau kita merasa dapat memelajarinya
dalam waktu cepat. Ya, it’s ok. Sekali lagi, yang penting sesuaikan dengan kemampuan
sendiri.
Kira-kira begitulah pengalaman
invoice pertama saya dari dunia blogging. Terus terang saya sangat menikmati
setiap prosesnya yang sebenarnya biasa saja, sih. Tapi karena saya lebay, ya,
jadi gimana gitu. Antara seneng sama agak-agak grogi gitu, hehehe.
Yang pasti, pengalaman seperti
ini menguatkan tekad saya untuk terus menggali potensi di dunia blogging. Sekali
lagi saya nggak mau munafik, profesi sebagai blogger memang terllihat sangat menggiurkan.
Tapi jangan lupa, harus dibarengi dengan kemampuan dan etika yang menjadi
faktor penentu utama untuk mampu bertahan.
Teman-teman, pasti sudah sering
mendapatkan invoice, kan? Yuk, ah, sharing pengalamannya.
Happy blogging!
Tulisan ini diikutsertakan program One Day One Post Oktober 2017 Blogger Muslimah Indonesia
#ODOPOKT3









































waaahhh, jadi kepo nih, tawaran kerja samanya dalam bentuk apa mbak he
ReplyDeleteHihihi, biasa aja sih Mbak. Bikin blogpost aja. Tapi saking girangnya saya. hehehe.
DeleteKereeeen.. Saya kapan ya?
ReplyDeleteBelum keren, masih belajar keren, hehehe. Segera tiba giliran Mbak Lisa. :)
DeleteIkutttt senang Mbak Damar😍😍 dari hobi bisa mendatangkan rejeki, bahagia itu Sederhana yaa. Mbak Widyanti memang baik hati.. Sukses selalu Mbak
ReplyDeleteAmin, makasih, Mbak Dira. Menghasilkan dari hobi memang menyenangkan, trus bikin nagih. #eh
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteWa syukurilah :)
DeletePengalaman membahagiakan saat ada offer job dari blog adalah agent menanyakan rate card kita berapa, kemudian menyetujuinya.. :)
ReplyDeleteWah, kalau Mbak Juliastri, mah. Udah numpuk invoicenya hehehe
Deleteduh jadi kepengen ikutan juga nih, gimana cara dapetin jobnya ya mbak?
ReplyDeleteCoba ikut isi data kalau ada job untuk blogger, Mbak. Biasanya suka ada di grup2 blogger
DeleteWah, begitu saya baca ini langsung tambah semangat di dunia blog ini. Apalagi newbie kayak saya yang dulu taunya blog itu cuman nulis doang. Ternyata blog itu seru banget. Banyak tantangannya 😍😍
ReplyDeleteSaya juga iya, Mbak. Gak tau kalau ternyata peluang pekerjaan dari blog itu luar biasa. :)
DeleteWah harus detail tanya tentang skema kerjasama ya. Oke noted. Tengkyu sharingya mbak
ReplyDeleteMenurutku, sih, gitu Mbak. Biar lebih tertata pas ngerjainnya. :)
DeleteSenang membacanya. Menginspiratif saya untuk memperbaiki dan berani melangkah melalui blog, demi masa depan. Hehehe.. Trimakasih, Mbak, untuk tulisannya.
ReplyDeleteYuk, semangat Mbak. :)
DeleteAlhamdulillah..selamat ya...di rumah tetap bisa menghasilkan...😊
ReplyDeleteIya, seneng banget, Mbak. :)
Deletewiih aseekk.... rejeki tak terduga
ReplyDelete